Daftar Perusahaan Ekspor Impor Di Indonesia

Daftar Perusahaan Ekspor Impor Di Indonesia – Banyak UKM bingung produk mana yang memiliki nilai dan potensi ekspor tinggi. Selanjutnya, banyak UKM juga bingung negara tujuan mana yang bisa mereka ekspor. Bahkan, banyak UKM khawatir bahwa mereka memiliki potensi yang sama dengan perusahaan ekspor besar. Apalagi kontribusi kita terhadap ekspor UKM sangat kecil, sekitar 14%.

Potensi UKM untuk ekspor sangat besar lho. Namun, banyak UKM tidak mengerti bagaimana melakukan outsourcing. Salah satu yang bisa kita lakukan adalah melihat pola transaksi ekspor yang dilakukan oleh Indonesia.

Daftar Perusahaan Ekspor Impor Di Indonesia

Bagaimana Anda melihat teknik ini? Mari kita bahas metode dalam artikel ini yang meliputi melihat transaksi ekspor untuk setiap kategori produk, melihat transaksi ekspor untuk setiap negara dan melihat potensi yang belum terealisasi oleh produk dan negara.

Daftar 700 Perusahaan Export Import

Sektor manufaktur nonmigas terbesar di Indonesia, 2014-2014. Sumber: Peta Perdagangan – Pusat Perdagangan Internasional. Data tersebut telah diolah oleh penulis.

Pertama, kita perlu melihat potensi ekspor produk berdasarkan data transaksi ekspor sebelumnya. Berdasarkan ekspor nonmigas (migas) dari tahun 2014-2018, lemak dan minyak hewani dan nabati merupakan jumlah terbesar ekspor Indonesia, yaitu sebesar 16,1% dari total minyak nonmigas. Situasi ini wajar, karena kami adalah salah satu negara agraris terbesar, jadi kami memiliki banyak sumber daya. Saat ini permintaan minyak nabati sangat tinggi di pasar dunia. Sayangnya, masih sedikit UKM yang memanfaatkan peluang ini dibandingkan usaha besar.

Selain itu, transaksi ekspor terbesar berikutnya dicapai oleh Peralatan Elektronik (7,0%), Ban dan Barang (5,2%), Kendaraan Selain Kereta Api (4,5%), Mesin (4,5%) dan lainnya yang berada di bawah rasio tersebut. Oleh karena itu, industri manufaktur masih menjadi pasar ekspor utama Indonesia. Namun sayangnya, Usaha Besar masih mendominasi industri manufaktur ini dibandingkan UKM. Jika UKM dapat memanfaatkan peluang usaha produktif ini, dipastikan UKM akan mampu bersaing di pasar ekspor.

Jika UKM ingin membidik partisipasi hanya 20% dalam ekspor Alas Kaki dan Barang dan Asesoris, maka transaksi ekspor yang dapat direalisasikan oleh UKM setiap tahunnya adalah sekitar 1,62 miliar dolar (setara dengan 22,6 triliun Rupiah). Jika setidaknya 5000 UKM telah bergabung untuk memanfaatkan peluang ini, tidak buruk masing-masing dapat menikmati penjualan di luar Rp. 12 miliar setahun!

Nib Nomor Induk Berusaha Api U/p Untuk Impor Barang I Jasa Freight Forwarder Import Handling ,customs Clearance

Ekspor Indonesia, 2014-2018 (unit per 1.000 USD). Sumber: Peta Perdagangan – Pusat Perdagangan Internasional (ITC). Data tersebut telah diolah oleh penulis.

Selanjutnya, kita perlu melihat negara mana saja yang sudah diekspor oleh Indonesia selama ini. Berdasarkan data ekspor 2014-2018, China merupakan negara tujuan ekspor terbesar Indonesia dengan nilai ekspor USD 99 miliar (sekitar 1,352 triliun Rupiah). Ini masuk akal, karena Cina adalah negara terpadat di dunia. Selain itu, kami memiliki perjanjian perdagangan bebas dengan ASEAN-China FTA.

Posisi unggulan lainnya juga menunjukkan bahwa banyak faktor yang membuat negara tersebut menjadi tujuan ekspor bagi Indonesia.

Dari data tersebut disimpulkan bahwa Indonesia belum mampu merambah pasar negara-negara maju seperti Jerman, Inggris, Australia dan lain-lain. Selanjutnya, peluang tersebut dimanfaatkan oleh negara tetangga yang mengimpor produk Indonesia untuk diekspor ke negara maju.

Eksportir Adalah: Definisi, Tugas Dan Cara Melakukan Ekspor

Selain itu, kita juga harus melihat potensi produk yang masih memiliki banyak potensi ekspor. Dari gambar di atas (diambil dari Peta Potensi Ekspor ITC), terlihat bahwa Lemak dan Minyak Nabati, Bahan Kimia dan Mesin merupakan produk potensial utama untuk ekspor. Di sini lemak dan minyak nabati, meski sudah tercapai 54% pasar ekspor, memiliki nilai pasar ekspor terbesar yakni 16,8 miliar dolar (sekitar 229 triliun rupiah). Di sisi lain, potensi ekspornya baru terealisasi 41% sehingga menyisakan potensi ekspor sebesar 6,8 miliar dolar (sekitar 92 triliun rupiah). Hal ini menunjukkan bahwa industri manufaktur Indonesia khususnya pada ketiga produk di atas sangat menguntungkan dari segi sumber daya dan biaya. Sehingga bagi UKM yang memiliki produk tersebut, bisa langsung merencanakan ekspor.

Dari data di atas terlihat bahwa produk makanan dan tekstil yang memiliki banyak UKM Indonesia juga memiliki potensi ekspor yang besar. Misalnya pada tekstil, Pakaian Jadi masih memiliki potensi ekspor sekitar 39% atau senilai 4 miliar dolar (sekitar 54 triliun Rupiah). Setelah itu, sepatu masih memiliki 33% potensi ekspor senilai 2,2 miliar dolar (sekitar 30 triliun rupiah). Saat ini, Produk Pangan (Other Food Product) menyumbang 52 persen ekspor atau senilai 2,5 miliar dolar (sekitar 34 miliar rupiah). Selain itu, produk coklat, kopi dan ikan merupakan produk yang masih memiliki potensi ekspor yang besar.

Melihat data ini, kita dapat melihat bahwa tidak hanya perusahaan besar yang memiliki potensi ekspor yang besar, tetapi juga UKM memiliki pintu ekspor yang luas yang memanfaatkan produk makanan dan pakaian di Indonesia.

Potensi Ekspor Indonesia untuk Produk Sandang (Pakaian) dan jenis makanan lainnya. Sumber: Peta Ekspor ITC. Data diolah oleh Penulis pada tanggal 20 Januari.

Ekspor Impor Accurate 5 Ke E Faktur

Setelah itu, kita perlu melihat lebih dalam ekspor produk tertentu. Misalnya pada Pakaian Jadi, terlihat bahwa pakaian olah raga (Jersey) memiliki potensi ekspor terbesar, terutama katun, dengan nilai ekspor sebesar USD 322 juta (sekitar 4,5 triliun Rupiah). Tak hanya itu, kemeja dan rok wanita serta kemeja pria juga memiliki potensi ekspor yang sangat besar. Saat ini banyak perusahaan asing di bidang clothing yang membuka pabrik di Indonesia. Misalnya, perusahaan Nike yang salah satu fasilitas produksi jerseynya berlokasi di Indonesia. Artinya, kapasitas produksi kita sudah kompetitif di pasar ekspor, tinggal bagaimana UKM mau memanfaatkannya.

Selain itu, jika kita melihat potensi ekspor sektor pangan, minyak goreng dan produk minyak bumi seperti margarin merupakan produk yang paling banyak diekspor dengan 40% potensi yang belum dimanfaatkan senilai $295 juta (sekitar 4 triliun Rupiah). Produk makanan potensial lainnya adalah bahan masakan, wafel & wafel, ekstrak kopi dan biskuit, yang hampir lebih dari 50% dapat dijual off-product. Jadi ada peluang besar bagi UKM untuk mendapatkan keuntungan dari produk makanan ini. Apalagi dengan sumber makanan kita yang melimpah dan bervariasi.

Selain melihat potensi produksi, kita juga perlu melihat negara mana saja yang masih memiliki potensi ekspor yang besar. Pada gambar di atas (diambil dari peta potensi ekspor ITC), terlihat bahwa China, Amerika Serikat dan India merupakan negara dengan nilai ekspor terbesar. China masih menguasai sekitar 55% pasar tak kasat mata senilai $15,7 miliar (sekitar 214 triliun rupiah. Begitu pula dengan India yang sudah memiliki kekuatan pasar sebesar 50% senilai $7,1 miliar (sekitar 96 triliun rupiah). Amerika juga masih memiliki $7,7 miliar tidak diekspor.

Hal lain yang bisa kita pahami, ternyata potensi ekspor di negara tetangga sangat besar, seperti Thailand, Vietnam, Malaysia, dan Filipina, yang semuanya mengekspor lebih dari 40%, yaitu sekitar 3 miliar dolar. (sekitar 40 miliar rupiah). Selain itu, kita dapat melihat bahwa negara-negara maju di Eropa seperti Jerman, Inggris, Belanda, Prancis ternyata memiliki potensi pemasaran yang besar yang belum terealisasi. Misalnya Jerman yang baru tercapai 60% potensi ekspornya, padahal masih ada sekitar 2,5 miliar dolar (sekitar 34 triliun rupiah) untuk diekspor.

Exporter Strikes Back*

Data tersebut menunjukkan bahwa langkah awal UKM melakukan ekspor adalah fokus ke negara tetangga di ASEAN karena kemudahan akses ke pasar yang besar. Jika potensi ekspor UKM memadai dan perjanjian perdagangan bebas lebih banyak dibuat, maka dapat disasar ke negara maju lainnya.

Demikian pembahasan kita kali ini tentang bagaimana UKM dapat mengidentifikasi peluang berdasarkan model bisnis. Ada banyak sumber data yang bisa kita gunakan sebagai acuan untuk menganalisis. Salah satu sumber data terlengkap adalah Peta Perdagangan ITC dan Peta Potensi ITC yang disediakan oleh International Trade Center (ITC), yang juga digunakan sebagai sumber data dalam artikel ini. Di sumber data lain, kita bisa melihat data Ekspor-Impor yang disediakan oleh Badan Pusat Statistik atau Departemen Perdagangan. Yang perlu sobat UKM lakukan disini adalah melihat perdagangan masa lalu dan melihat potensi perdagangan yang belum tergali baik dari segi produk maupun negara.

Intinya setelah melihat kekuatan model perdagangannya, ternyata kemampuan UKM untuk ekspor sangat besar. Walaupun kontribusi ekspor kita masih kecil, UKM bisa meningkatkan kontribusi ekspornya jika selalu bisa mempelajari keunggulan produksi dan potensi pasar. Jadi bukan hanya bisnis besar yang bisa ekspor. UKM pasti bisa berkembang dengan ekspor karena potensinya besar.

Jika UKM ingin mengetahui lebih detail potensi produk tertentu, jangan lewatkan artikel kami berikut yang akan membahas kelebihan dan potensi banyak produk dari Indonesia.

Ekspor Produk Furnitur Indonesia Ke Kanada Oleh Avanica Incorporation

Jika Anda merasa artikel ini bermanfaat, tolong bantu bagikan ke teman-teman Anda. Jangan lupa like, share dan komen artikel ini ya rekan-rekan entrepreneur.

Produk perdagangan internasional yang diekspor ke Indonesia Potensi penyimpanan UKM Ekspor UKM Ekspor barang UKM Juwara UKM Go Global UKM Go Global UKM Waktunya pembenahan UKM Waktunya pembenahan UKM Go Digital UKM Go Free shipping Perdagangan dan pelayaran internasional Asuransi pelayaran dan cara pembayaran transportasi

Ekspor adalah sumber pendapatan bagi negara mana pun. Apakah itu ukuran kekuatan atau tidak

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You might also like