Trilogi Pembangunan Masa Orde Baru

Trilogi Pembangunan Masa Orde Baru – Pada masa demokrasi, negara dan aparatur ekonominya menguasai seluruh kegiatan ekonomi, sehingga menutup kemungkinan dan pembentukan kelompok-kelompok ekonomi.

Presentasi berjudul: “Di era demokrasi, negara dan sumber daya ekonominya mengendalikan semua kegiatan ekonomi yang membatasi peluang dan penciptaan sektor ekonomi.” – Teks Presentasi:

Trilogi Pembangunan Masa Orde Baru

2 Di era demokrasi, negara dan sumber daya ekonominya menguasai semua kegiatan ekonomi, sehingga menutup kemungkinan dan penciptaan sektor ekonomi swasta. Pada tahap awal rezim baru, program pemerintah difokuskan pada upaya melindungi perekonomian nasional, terutama pengendalian inflasi, penyelamatan keuangan negara, dan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat.

Pembangunan Dari Berkah Minyak (1967 1983)

Pemerintah mengambil langkah-langkah sebagai berikut 1. Stabilisasi dan Pemulihan Ekonomi – Stabilisasi bertujuan untuk mengendalikan inflasi agar harga komoditas tidak naik. – Rehabilitasi fisik bangunan dan struktur ekonomi Langkah-langkah berikut telah diadopsi untuk mencapai langkah-langkah penyelamatan ini: Manajemen pajak – Penghematan biaya pemerintah (pengeluaran dan penggunaan reguler) dengan menghitung sendiri pajak penghasilan orang dan properti dan menghitung pajak rakyat, serta membatalkan. subsidi untuk perusahaan negara Mengurangi utang bank dan menghapus utang luar negeri.

4 Hasil yang berbeda dengan membaiknya inflasi adalah harga barang kebutuhan pokok yang meningkat tetapi inflasi terkendali. Ketetapan MPRS No. Setelah pembentukan Kabinet Pembangunan pada Juli 1968 berdasarkan XLI/MPRS/1968, kebijakan ekonomi pemerintah bergeser ke kontrol ketat atas pergerakan harga komoditas, terutama tekstil, makanan, dan nilai tukar mata uang asing, ke dalam negeri. Sejak saat itu, stabilitas ekonomi negara stabil karena harga komoditas dan valuta asing mengalami devaluasi sejak tahun 1969.

5 2. Bantuan Luar Negeri Pemerintah ikut serta dalam perundingan dengan negara-negara kreditor di Tokyo, Jepang pada bulan September 1966 yang menanggapi positif upaya pemerintah Indonesia bahwa impornya akan digunakan untuk membayar pinjaman mata uang asing yang seharusnya digunakan untuk membeli barang-barang impor. Lahir pada 19 Februari 2012 di Amsterdam, Belanda. Pembicaraan tersebut bertujuan untuk membahas kebutuhan Indonesia akan bantuan luar negeri dan kemungkinan pemberian bantuan dalam bentuk sederhana, yang kemudian dikenal dengan IGGI (Intergovernmental Group for Indonesia). Pada konferensi ini, pemerintah Indonesia berhasil meminta bantuan dari negara lain. Indonesia terhalang untuk membayar hutangnya dan mendapatkan keringanan

6 Isi Trilogi Pembangunan 1. Pemerataan pembangunan dan hasilnya mengarah pada terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 2. Pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi. 3. Stabilitas nasional yang sehat dan kuat. Proses pembangunan nasional dilakukan secara bertahap yaitu ü      Jangka panjang meliputi jangka waktu 25 sampai dengan 30 tahun – perkembangan waktu. Sehingga setiap Pelita akan selalu nyambung/bersambung.

Latihan Soal Sejarah

1. Pelita I 1 April 1969 s.d. 31 Maret 1974 Misi : Meningkatkan taraf hidup masyarakat dan meletakkan dasar bagi tahap pembangunan selanjutnya. Sasaran: pangan, sandang, pembangunan infrastruktur, perumahan sosial, perluasan kesempatan kerja dan kesehatan jiwa Fokus: Pembangunan sektor pertanian sejalan dengan tujuan penanggulangan keterbelakangan ekonomi dalam bentuk pembaharuan di sektor pertanian. karena sebagian besar penduduk Indonesia masih hidup dari produksi pertanian. Wabah epidemi malaria (15-16 Januari 1974) mengganggu operasi dan perekonomian Indonesia. (Penjarahan dan penghancuran berbagai bangunan dan layanan)

8 2. Pelita II 1 April – 31 Maret 1979 Tujuan utama yang diselenggarakan dari 1 April 1974 hingga 31 Maret adalah memperluas akses pangan, sandang, perumahan, utilitas dan infrastruktur, kesejahteraan rakyat dan kesempatan kerja. Pelaksanaan Pelita II sangat sukses dengan pertumbuhan ekonomi mencapai 7% per tahun. Pada awal pemerintahan Orde Baru tingkat inflasi mencapai 60% dan pada akhir Pelita I tingkat inflasi turun menjadi 47%. Selanjutnya, pada tahun keempat Pelita II, inflasi turun menjadi 9,5%.

9 3. Pelita III yang diselenggarakan dari 1 April 1979 hingga 31 Maret Perkembangan Pelita III masih bertumpu pada trilogi pembangunan yang dikenal dengan delapan lagu setara, yaitu: dengan pembenahan peran pemerataan pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok. . masyarakat, khususnya sektor sandang, pangan, dan perumahan. Akses yang sama terhadap pendidikan dan perawatan kesehatan. – Pemerataan pendapatan – Pemerataan kesempatan kerja – Pemerataan kesempatan usaha, terutama bagi kaum muda dan perempuan – Pemerataan kesempatan untuk berpartisipasi dalam pembangunan – Pemerataan pembangunan di seluruh negeri – Akses terhadap keadilan yang merata.

10 4. Pelita IV yang diselenggarakan dari tanggal 1 April 1984 sampai dengan 31 Maret, menitikberatkan pada upaya swasembada pangan sektor pertanian dan peningkatan industri yang mampu melakukan mekanisasi swadaya. Pada awal tahun 1980-an terjadi resesi yang berdampak pada perekonomian Indonesia. (Menurunnya harga minyak dunia) Situasi ini berdampak pada beban APBN. Pemerintah telah memberikan kebijakan keuangan dan keuangan untuk menjaga kemajuan pembangunan ekonomi.

Pdf) Strategi Dan Bentuk Bentuk Informasi Transmigrasi Pada Masa Orde Baru Dalam Rangka Mensukseskan Program Pembangunan Nasional

11 5. Pelita V yang diselenggarakan dari tanggal 1 April 1989 sampai dengan 31 Maret difokuskan pada sektor pertanian dan industri. Indonesia memiliki keadaan ekonomi yang sangat baik dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata 6,8% per tahun. Keadaan perdagangan luar negeri menunjukkan gambaran yang menggembirakan. Impor meningkat dibandingkan sebelumnya.

12 6. Pelita VI diselenggarakan dari tanggal 1 April 1994 sampai dengan 31 Maret dengan penekanan pada pengembangan dan peningkatan kualitas tenaga kerja serta dukungan dan pengembangan sektor ekonomi yang terkait dengan industri dan pertanian. Sektor ekonomi dianggap sebagai kekuatan pendorong di belakang pembangunan. Selama periode ini, krisis keuangan melanda negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Orde Baru runtuh karena krisis keuangan dan peristiwa politik dalam negeri mengganggu perekonomian.

Karena pertumbuhan ekonomi yang tinggi, setiap program pembangunan pemerintah terencana dengan baik dan hasilnya dapat terlihat dengan jelas. Indonesia telah mengubah posisinya dari konsumen beras terbesar menjadi negara yang memenuhi kebutuhan berasnya sendiri (subsisten beras). Ketika tingkat kemiskinan menurun, kesejahteraan masyarakat meningkat. Menurunkan angka kematian bayi dan meningkatkan angka partisipasi pendidikan dasar.

Penghancuran lingkungan dan sumber daya alam serta polusi memperkuat perbedaan ekonomi antar wilayah, kelompok buruh dan kelompok sosial. Terbentuknya kelompok eksklusi (eksklusi sosial) untuk menghasilkan kelompok dan usaha yang erat kaitannya dengan KKN (korupsi, penipuan dan penggelapan). Pembangunan mengutamakan pertumbuhan ekonomi semata tanpa menyeimbangkan kehidupan demokrasi dan keadilan dalam politik, ekonomi dan masyarakat.

Pada Masa Demokrasi Terpimpin, Negara Bersama Aparat Ekonominya Mendominasi Seluruh Kegiatan Ekonomi Sehingga Mematikan Potensi Dan Kreasi Unit Unit Ekonomi.

Pembangunan yang tidak berkelanjutan dapat dilihat dengan adanya kemiskinan di banyak daerah penanaman modal asing seperti Riau, Kalimantan Timur dan Irian. Hal inilah yang kemudian berkontribusi pada runtuhnya perekonomian nasional Indonesia pada akhir tahun 1997.

17 Krisis ekonomi Thailand dimulai pada pertengahan Mei 1997, dipicu oleh depresiasi nilai tukar baht terhadap dolar AS. Permasalahan di Thailand terus merembet ke banyak negara Asia, termasuk Indonesia, yang menjadi awal dari permasalahan ekonomi di Asia. Nilai tukar rupiah terhadap dollar mulai terasa stabil sekitar bulan Juli 1997, dimana nilai rupiah terhadap dollar turun dari IDR/US$ menjadi IDR 2.682/US$ pada bulan Agustus. Sedangkan pada bulan Maret 1998 nilai tukar mencapai Rp

Diperkirakan ada 18 langkah yang diambil pemerintah untuk mengatasi krisis tersebut antara lain: – Menunda proyek senilai Rp 39 triliun dalam upaya menutup anggaran negara yang terbatas. – Meminta bantuan IMF pada bulan Oktober 1997, hal ini dilakukan karena pemerintah merasa tidak dapat mengatasi sendiri masalah ekonomi. – Pembatalan izin usaha 16 bank swasta yang dinilai tidak adil. (Pengumuman resmi pemerintah ini dirilis sehari setelah IMF mengumumkan akan memberikan 23 miliar dolar kepada pemerintah Indonesia untuk tahap pertama).

19 Bantuan IMF kepada pemerintah Indonesia tunduk pada sejumlah syarat yang harus dipenuhi pemerintah. Dukungan ini diharapkan dapat membantu penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar. Realitasnya, rupiah semakin terpuruk. Hal ini disebabkan hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap kinerja perekonomian Indonesia, baik domestik maupun internasional. Pada bulan Januari 1998 IMF menandatangani LOI dengan pemerintah Indonesia, dan menetapkan 50 poin kesepakatan yang akan dilaksanakan oleh pemerintah, termasuk restrukturisasi ekonomi makro (fiskal dan moneter) sektor keuangan, dan perubahan struktural.

Anak Sejarah Bantu Kami 🙂 Di Persingkat Ya Kak :)​

Adapun 20 butir kebijakan moneter yang disepakati antara lain; – Memastikan basis anggaran yang berimbang – Upaya mengurangi belanja pemerintah, seperti menghapus subsidi BBM dan listrik, untuk membatalkan proyek-proyek infrastruktur besar. – Meningkatkan penerimaan negara melalui: – Peningkatan pajak bumi dan bangunan atas jenis harta tertentu – Penghapusan semua subsidi pajak – Penangguhan pajak pertambahan nilai dan subsidi pajak serta tarif pajak impor ekspor untuk industri otomotif negara (Mobnas – Timor). – Membebankan pajak tambahan untuk bensin – Mengubah penilaian PPN – Menaikkan item pajak – dll.

21 Bahkan, pemerintah Indonesia tidak menyelesaikan kesepakatan dengan IMF, yang berujung pada penangguhan sisa dana pinjaman dari IMF. Hal ini memperburuk situasi ekonomi Indonesia. Saat itu negara sangat membutuhkan devisa (US$22,4 miliar) sebesar US$22,4 miliar, sedangkan ketersediaan devisa hanya dalam bentuk dolar AS (per Juni 1998).

22 Karena itu, pemerintah melakukan negosiasi yang sulit dengan IMF yang berakhir dengan kesepakatan dengan beberapa memorandum tambahan. 1. Program stabilisasi untuk mencegah inflasi dan menstabilkan pasar uang. 2. Restrukturisasi bank untuk memperbaiki sistem perbankan. 3. Perubahan struktural. 4. Melunasi pinjaman pribadi (pinjaman usaha) 5. Program bantuan untuk masyarakat berpenghasilan rendah.

Krisis nilai tukar 23 rupiah berubah menjadi masalah ekonomi, yang akhirnya berubah menjadi masalah politik dan krisis politik terburuk dalam sejarah Indonesia sejak kemerdekaan Mei 1998 dan kerusuhan di ibukota (Jakarta).

Inilah Kebijakan Kebijakan Orde Baru Dalam Pembangunan Indonesia

Keberhasilan pembangunan masa orde baru, pembangunan pada masa orde baru, pengertian masa orde baru, kebijakan pembangunan masa orde baru, perekonomian pada masa orde baru, pancasila pada masa orde baru, pembangunan nasional masa orde baru, kelemahan pada masa orde baru, trilogi pembangunan pada masa orde baru, presiden pada masa orde baru, trilogi pembangunan orde baru, makalah masa orde baru

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You might also like