
Tantangan Bisnis Di Era Revolusi Industri 4.0 – Bengkulu Selatan – Pelaksana Tugas (BLT) Bengkulu Selatan (BS) Josnan Mouladi berharap para pelaku usaha di Bengkulu Selatan lebih mengutamakan bisnis yang berbasis kearifan lokal atau sesuai dengan potensi daerah. Hal ini dikarenakan tantangan yang dihadapi khususnya di era Revolusi Industri 4.0 semakin kuat. Menurut Josnan, usia ini membutuhkan profesionalisme, sikap mental, dan tekad untuk berkembang
Saat dihubungi, Senin (26/11/2018), Gosnan mengatakan: “Esensi Revolusi Industri 4.0 adalah inovasi dan kreativitas. Untuk itu, pelaksana program harus lebih kreatif dan inovatif, terutama yang memiliki potensi daerah.” .
Menurut Josnan, industri baru yang bisa dikembangkan di Beniccolo Selatan sangat penting. Dengan memutar bahan baku jadi atau setengah jadi.
“Misalnya, mengelola hasil pertanian, peternakan, peternakan ikan, dan hasil hutan menjadi berbagai makanan olahan atau inovasi lain yang memiliki nilai jual. Hal ini memungkinkan untuk dikomersialkan di dalam maupun di luar daerah,” ujar Josnan.
Ada juga sektor industri jasa. Baik itu industri jasa di bidang pendidikan, kesehatan, pariwisata maupun ekonomi kreatif.
“Kalau melihat potensi di South Beniccolo, tentu banyak yang bisa dikembangkan dari sekian banyak sektor industri ini,” ujarnya.
Ia juga berharap para pelaku ekonomi lokal dapat melihat dan mulai berbisnis atau industri yang sesuai dengan potensi yang ada di daerah.
Misalnya, di bidang pertanian mengubah hasil pertanian menjadi produk jadi atau setengah jadi, gabah menjadi beras, jagung menjadi produk olahan, ikan asap menjadi nila dan lele, tebu menjadi gula merah, dan furnitur menjadi kayu dan berbagai produk.
Wisatawan harus lebih kreatif dengan kemasannya. Instance dapat dikelola oleh BumDes atau utilitas lain yang disesuaikan dengan perkembangan teknologi saat ini. Hasilnya, kata Josnan, patut digandrungi wisatawan. (Anga-Media Center Bengkulu Selatan) Revolusi Industri 4.0 berarti perubahan tren di dunia industri saat tenaga manusia pertama menjadi tenaga mesin. Perubahan tersebut disertai dengan integrasi teknologi elektronik dengan teknologi otomasi. Tren ini telah mengubah gaya hidup masyarakat sehingga memudahkan mereka memperoleh penghasilan yang luas dan cerdas. Selama ini perubahan gaya hidup Revolusi 4.0 sangat bermanfaat bagi manusia di segala bidang, terutama di bidang ekonomi.
Salah satu fitur dari Revolusi Industri Keempat adalah teknologi yang mengganggu. Revolusi Industri terbukti menjadi korban terbesar dari kebangkrutan perusahaan-perusahaan yang dianggap besar dan berkuasa. Ini karena bisnis kecil seperti komputer kuantum, teknologi berbasis internet, printer 3D, dll. Memiliki sistem teknologi yang berpotensi secara menyeluruh.
Bahkan ada perusahaan yang sudah menyentuh gene editing, biotechnology, smart robots, neurotechnology development, dan sebagainya. Oleh karena itu, Revolusi Industri 4.0 memiliki slogan “cepat makan lambat”, dan sekarang bukan lagi era “besar makan kecil”. Oleh karena itu, jangan heran jika banyak perusahaan yang baru memulai namun mampu bersaing dengan perusahaan yang lebih besar.
Milenial, juga dikenal sebagai Generasi Y, adalah demografi pasca-generasi. Mereka yang lahir di tahun-tahun ini harus siap dengan kondisi “welcome” Revolusi Industri 4.0. Karena itu sangat penting untuk masa depan mereka, terutama di sektor industri.
Generasi milenial tidak hanya menjadi mata pelajaran yang mumpuni, tetapi juga harus dibekali dengan kemampuan belajar yang cepat dan tinggi untuk mengikuti perkembangan zaman yang sangat cepat. Cepat atau lambat, Revolusi Industri 4.0 akan berkembang dengan baik. Padahal seharusnya generasi sekarang tahu dan belajar tentang revolusi industri itu sendiri.
Mereka akan menjadi generasi yang dapat memajukan revolusi ini. Bukan hanya itu, tetapi juga menyangkut masa depan mereka, yang akan sangat berbeda dari masa kini. Mungkin, seperti yang bisa ditebak, apakah kaum milenial siap menghadapi tantangan Revolusi Industri Keempat?
Siap atau tidak, Revolusi Industri 4.0 pasti akan berkembang dan siapapun bisa menguasainya dan yang terpenting bersaing dengan siapapun. Oleh karena itu, beberapa isu pendukung harus dikembangkan untuk mempersiapkan generasi milenial menghadapi tantangan Revolusi Industri Keempat. Salah satunya adalah pendidikan yang memiliki peran penting dalam pengembangan kepribadian, moral, agama dan pengetahuan.
Oleh karena itu, untuk menghadapi revolusi ini, bisa dikatakan fase sukses generasi milenial dimulai dari guru di semua tingkatan. Pendidik harus mampu meninggalkan metode pembelajaran lama dan menggantinya dengan metode pembelajaran modern yang dapat menghasilkan generasi yang mampu menjawab tantangan tersebut. Oleh karena itu, guru haruslah manusia. Mereka harus bisa menerima dan beradaptasi dengan perubahan zaman.
Sekolah sekarang bukan sekedar transfer ilmu dari guru ke murid dengan cara lama. Sudah saatnya sekolah melihat dan memahami kebutuhan semua siswa sesuai dengan kemampuan dan bakatnya.
Karena institusi pendidikan menjadi aspek penting dalam membantu generasi milenial menghadapi tantangan Revolusi Industri 4.0. Maka dia harus memiliki kualifikasi yang sesuai. antara lain;
Tanpa kemampuan ini, kaum milenial akan sulit menjawab tantangan revolusi ini. Memang, pendidikan ini membentuk mereka dengan kemanusiaan, emosi, pemikiran kritis, karakter dan terutama pengetahuan tentang apa yang benar dan apa yang salah. Selain itu, lembaga pendidikan formal harus menerapkan dan mengintegrasikan program yang ada dengan program terkait keterampilan Industri 4.0.
Generasi guru untuk belajar, berlatih, berkreasi, berpikir, melakukan sesuatu, menciptakan produk hebat, dan seterusnya. Misalnya, karakteristik sekolah yang dirancang untuk menghasilkan siswa yang mampu menjawab tantangan revolusi industri adalah literasi media, literasi teknologi, literasi digital, literasi teknologi, dan literasi manusia. Tujuan dari literasi ini adalah agar siswa mampu membaca, menulis dan membuat kegiatan yang berkaitan dengan literasi ini.
Inilah arti Revolusi Industri 4.0 karena revolusi dapat mengubah cara hidup masyarakat. Dan manusia, khususnya kaum milenial, perlu mempelajari hal itu dan menjadi bagian dari revolusi industri. Oleh karena itu, sangat penting bagi guru untuk memasukkan kurikulum modern guna menghasilkan generasi yang siap menghadapi tantangan tersebut.
Demikian pembahasan Revolusi Industri 4.0 bagi generasi milenial. Semoga bermanfaat, sampai jumpa di artikel menarik berikutnya! (*), Jakarta – Revolusi Industri 4.0 menghadirkan banyak tantangan bagi sektor ketenagakerjaan yang harus dilindungi oleh semua pihak. Jika tidak, banyak tenaga kerja Indonesia yang tidak mampu bersaing dan tersingkir dari dunia kerja.
Menurut Khair Anwar, Sekretaris I Kementerian Ketenagakerjaan, tantangan tersebut meliputi perubahan keterampilan, jenis pekerjaan, dan perubahan gaya hidup masyarakat.
Ia mengatakan di Jakarta Kamis (22/11/2010) “Sangat penting tersedia melalui jaminan sosial yang dapat melindungi pekerjaan dan pendapatan warga melalui pengembangan keterampilan tingkat tinggi.” 2018)
Khairol menjelaskan, pemerintah dan industri harus bekerja sama sebagai prasyarat untuk mengatasi tantangan tersebut. Adapun keterampilan, misalnya, berganti pekerjaan juga membutuhkan keterampilan.
“Jadi tantangan job shift karena kemajuan teknologi, pekerjaan tidak dibatasi ruang dan waktu,” ujarnya.
Menurutnya, modus operasi saat ini bisa diterapkan di mana saja. Kerja paruh waktu 4.0 juga dimungkinkan karena kemajuan teknologi.
“Misalnya seorang pekerja kantoran bisa bekerja di kantor pada siang hari dan menjual propertinya secara online pada malam hari,” ujarnya.
Teknologi telah mengaburkan batas-batas pekerjaan dan pertumbuhan wiraswasta yang pesat. Selain itu, permintaan tenaga kerja yang semakin meningkat dan tugas yang semakin berulang dapat digantikan oleh mesin atau robot.
“Tantangan ketiga adalah tantangan perubahan sosial. Dampaknya bagi masyarakat, efisiensi dan ketimpangan pendapatan antar individu dengan komputer dan internet akan meningkat di era Revolusi Industri 4.0,” ujarnya.
Fakta atau trik? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang diposting silahkan whatsapp fact check nomor 0811 9787670 cukup dengan mengetikkan kata kunci yang diinginkan.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (kanan) meluncurkan Roadmap dan Strategi Indonesia dalam Implementasi Revolusi Industri Keempat di Jakarta Convention Center, Rabu (5/4). (/ Anja Muda)
Untuk menjawab ketiga tantangan tersebut, tambah Khair, salah satu solusinya adalah kebijakan pasar tenaga kerja yang komprehensif.
“Pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan tingkat kompetensi dan mendistribusikan kembali pendapatan dan kekayaan berarti lebih banyak jaminan sosial bagi individu yang rentan dan faktor vital bagi usaha mikro, kecil dan menengah,” katanya.
Kementerian Ketenagakerjaan menyelenggarakan program pelatihan dan sertifikasi anggaran daerah di Balai Latihan Kerja (BLK) dan Lembaga Sertifikasi Kejuruan (LSP). Pada 2018, Kementerian Ketenagakerjaan berencana melatih 159.064 orang dan mensertifikasi 260.024 pekerja.
Dalam setahun di tahun 2019, APBN akan melatih hingga 526.344 orang, termasuk program pemagangan, dan mensertifikasi hingga 526.189 tenaga kerja.
Ini adalah bukti nyata bahwa pemerintah berkomitmen untuk menyelesaikan masalah kualifikasi tenaga kerja di dalam negeri, dan diharapkan jumlahnya akan meningkat sehingga kita dapat melatih hingga 1,4 juta pekerja berkualitas setiap tahun.
Selain itu, Kementerian Ketenagakerjaan berkomitmen untuk memajukan program Gerakan Nasional Keterampilan Indonesia (GNIK) yang dicanangkan dengan kampanye kualifikasi yang melibatkan 4.000 tenaga profesional SDM dan 400 di antaranya lulus.
Tantangan bisnis di era revolusi industri 4.0, tantangan menghadapi revolusi industri 4.0, tantangan mahasiswa di era revolusi industri 4.0, di era revolusi industri 4.0, bisnis di era revolusi industri 4.0, tantangan revolusi industri 4.0, tantangan di era revolusi industri 4.0, peluang dan tantangan perusahaan ekspor impor era revolusi industri 4.0, strategi bisnis di era revolusi industri 4.0, peluang bisnis di era revolusi industri 4.0, tantangan era industri 4.0, tantangan era revolusi industri 4.0