Peluang Bisnis Ekspor Impor Di Indonesia

Peluang Bisnis Ekspor Impor Di Indonesia – Menjalankan bisnis khususnya di bidang ekspor atau impor di era ekonomi digital seperti saat ini tentunya akan menemui beberapa kendala dan tantangan yang harus dihadapi selama menjalankannya.

Industri ekspor Indonesia saat ini tidak terlalu baik. Menurut situs Suara.com, sejak Juli 2019, aktivitas ekspor Indonesia turun 8,6 persen, sedangkan impor turun 9,2 persen.

Peluang Bisnis Ekspor Impor Di Indonesia

Menurut Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia Bidang Hubungan Internasional, Shinta Widjaja Kamdani, penyebab penurunan ekspor dan impor, dikutip dari Republika.co.id, dapat dilihat pada infografik di bawah ini.

Tertarik Bisnis Barang Impor? Yuk, Cari Tahu Cara Menjadi Importir Berikut!

Selain berbagai kendala, saat ini para pedagang menghadapi berbagai tantangan bisnis yang erat kaitannya dengan perkembangan dunia bisnis terkini.

Kebutuhan zaman yang menuntut penggunaan cara-cara modern dalam berbisnis memberikan banyak keuntungan dalam hal efisiensi waktu, tenaga dan biaya. Oleh karena itu, transformasi digital juga sangat dibutuhkan untuk memperlancar kelancaran bisnis Anda, terutama di bidang ekspor.

Pelayanan yang praktis dan cepat adalah hal yang harus Anda berikan kepada pelanggan teknologi Anda. Di mana berkat teknologi tersebut, khususnya di bidang impor dan ekspor, bisnis Anda dapat berkembang dengan cepat sesuai dengan perkembangan pasar.

Jika teknologi dapat diadopsi dalam bisnis, itu berbeda dengan orang itu sendiri. Sebuah perusahaan yang ingin bersaing dalam persaingan digital, khususnya di bidang ekspor, harus memiliki sumber daya manusia yang mampu mengelola teknologi agar bisnis Anda berjalan lancar.

Potensi Ekspor Indonesia Dalam Perspektif Bisnis Dan Ekonomi Indonesia Tahun 2023 Halaman 1

Soal selera, minat, keinginan dan kebutuhan adalah rangkaian hal yang berhubungan dengan diri kita. Memalingkan kepala dengan kreativitas dapat menjadi solusi untuk mengatasi perubahan perilaku masyarakat dalam memilih produk yang sesuai dengan kebutuhannya.

Dalam menghadapi persaingan yang tinggi, tidak ada pilihan lain selain memperbarui teknologi secara berkala. Kehadiran teknologi yang dapat menghubungkan Anda dengan lini bisnis yang berbeda membuat persaingan semakin ketat, dan mendesain produk Anda sendiri adalah satu-satunya cara untuk meningkatkan pengalaman pengguna.

Hambatan yang dapat menghambat usaha khususnya di bidang ekspor dianggap sebagai hambatan seperti industri kecil dan menengah yang masih tertinggal, infrastruktur digital yang kurang baik, dan teknologi yang terbatas. Apalagi ketika banyak tantangan, seperti kecepatan pelayanan, sumber daya manusia yang harus memiliki keterampilan teknologi, dan persaingan yang tinggi, memaksa pilihan teknologi, seperti aplikasi bisnis, untuk mendukung operasi bisnis.

BUMI MANDIRI TOWER 2 (Lantai 12). Jl. Panglima Sudirman Kav 66–68 Surabaya, Jawa Timur, Indonesia. Telepon 031-8299929. Email [email protected] Banyak UKM yang tidak mengetahui produk mana yang bernilai tinggi dan mana yang dapat diekspor. Selain itu, banyak UKM yang bingung negara tujuan ekspornya ke mana. Faktanya, banyak UKM yang khawatir apakah mereka memiliki potensi ekspor yang sama dengan perusahaan besar. Selain itu, kontribusi penjualan UKM kami masih sangat rendah sekitar 14%.

Potensi Lampung Timur Dalam Ekspor Impor Indonesia

Potensi ekspor UKM sangat tinggi. Namun, banyak UKM yang tidak memahami cara mengidentifikasi potensi ekspor. Salah satu yang bisa kita lakukan adalah melihat struktur kegiatan bisnis ekspor Indonesia.

Bagaimana Anda melihat kemampuan ini? Mari kita bahas metode yang dijelaskan dalam artikel ini, yang meliputi melihat kegiatan ekspor berdasarkan kategori produk, melihat kegiatan ekspor menurut negara tujuan, dan melihat potensi yang belum terpenuhi dari segi produk dan negara.

Kategori produk nonmigas terbesar di luar Indonesia, 2014-2014. Sumber: Peta Bisnis – Pusat Perdagangan Internasional. Data diolah oleh penulis.

Pertama-tama, kita perlu melihat kapasitas ekspor berdasarkan data dari operasi ekspor sebelumnya. Berdasarkan ekspor nonmigas (migas), antara tahun 2014 dan 2018, minyak dan lemak hewani dan nabati merupakan ekspor terbesar dari Indonesia, yaitu sebesar 16,1% dari total ekspor minyak nonmigas. Situasi ini wajar karena kami adalah salah satu negara agraris terbesar, jadi kami memiliki banyak sumber daya. Pada saat yang sama, permintaan akan minyak nabati alternatif sangat tinggi di pasar dunia. Sayangnya, dibandingkan perusahaan besar, masih sedikit UKM yang memanfaatkan peluang ini.

Produk Yang Prospek Untuk Bisnis Ekspor

Selain itu, transaksi ekspor terbesar berikutnya adalah untuk peralatan elektronik (7,0%), produk karet dan barang (5,2%), kendaraan selain kereta api (4,5%), mesin (4,5%) dan lainnya di bawah pangsa ini. Oleh karena itu, bisnis manufaktur masih menjadi prioritas utama di pasar luar negeri Indonesia. Namun sayangnya, perusahaan besar masih mendominasi industri manufaktur ini dibandingkan UKM. Jika UKM dapat memanfaatkan peluang bisnis manufaktur ini, dipastikan UKM akan mampu bersaing di pasar luar negeri.

Jika UKM hanya ingin meraih porsi 20% dari ekspor sepatu dan pakaian serta asesorisnya, maka transaksi ekspor yang bisa dicapai UKM setiap tahunnya sekitar 1,62 miliar dolar (setara dengan Rp 22,6 triliun). Jika setidaknya 5.000 UKM bersatu untuk memanfaatkan peluang ini, untungnya masing-masing dari mereka dapat mencapai ekspor sekitar Rs 12 miliar per tahun!

Negara pengekspor Indonesia, 2014-2018 (unit per $1.000). Sumber: Peta Bisnis – International Trade Center (ITC). Data diolah oleh penulis.

Selanjutnya, kita perlu melihat ke negara mana tujuan ekspor Indonesia selama ini. Menurut data ekspor 2014-2018, China merupakan negara tujuan ekspor terbesar Indonesia dengan nilai ekspor US$99 miliar (sekitar 1,352 triliun shilling). Ini masuk akal karena Cina adalah negara terpadat di dunia. Selain itu, kami memiliki perjanjian perdagangan bebas melalui ASEAN-China FTA.

Keuntungan Melakukan Ekspor Dan Impor

Peringkat kedua tertinggi menunjukkan bahwa ada beberapa faktor yang membuat negara tersebut menjadi tempat yang baik untuk mengekspor barang ke Indonesia.

Data ini juga menunjukkan bahwa Indonesia masih belum bisa sepenuhnya menjajaki pasar negara-negara maju seperti Jerman, Inggris, Australia dan lain-lain. Apalagi peluang tersebut dimanfaatkan oleh tetangga kita yang mengimpor produk Indonesia untuk diekspor kembali ke negara maju.

Selain itu, kita juga perlu melihat potensi produk yang masih memiliki potensi ekspor yang besar. Dari gambar di atas (diambil dari peta potensi ekspor ITC), terlihat bahwa minyak nabati dan bahan bakar, bahan kimia dan mesin merupakan produk dengan potensi ekspor tertinggi. Di sini minyak dan lemak nabati, meskipun diperoleh 54% dari pasar ekspor, memiliki nilai terbesar dari pasar ekspor yang belum terealisasi sebesar 16,8 miliar dolar (sekitar 229 triliun). Di sisi lain, potensi ekspornya baru dimanfaatkan 41% sehingga menyisakan potensi ekspor sebesar 6,8 miliar dolar (sekitar Rp 92 triliun). Hal ini menunjukkan bahwa industri manufaktur Indonesia, khususnya untuk ketiga produk di atas, memiliki keunggulan sumber daya dan biaya yang besar. Jadi UKM yang memiliki produk ini dapat mengatur pengiriman segera.

Data di atas juga menunjukkan bahwa produk makanan dan pakaian yang dimiliki oleh banyak UKM Indonesia juga memiliki potensi ekspor yang besar. Di bidang tekstil, misalnya, pakaian jadi masih memiliki sekitar 39% potensi ekspor yang belum terealisasi, atau senilai US$4 miliar (sekitar Rp 54 triliun). Alas kaki juga masih memiliki potensi ekspor sebesar 33%, yaitu senilai 2,2 miliar dolar (sekitar Rp 30 triliun). Sedangkan produk pangan (produk pangan lainnya) memiliki potensi ekspor sebesar 52% atau senilai 2,5 miliar dolar (sekitar Rp 34 triliun). Padahal, produk cokelat, kopi, dan ikan juga merupakan produk dengan potensi ekspor yang besar, namun belum terealisasi.

Sandi Uno: Selamat Tahun Baru! Semoga Peluang Usaha, Geliat Ekonomi, Umkm Indonesia Terus Meningkat

Melihat data ini, kami melihat bahwa tidak hanya perusahaan besar yang memiliki kapasitas besar untuk mengekspor, tetapi juga UKM memiliki pintu ekspor yang luas, memanfaatkan produk makanan dan pakaian di Indonesia.

Potensi ekspor Indonesia untuk tekstil (pakaian) dan jenis makanan lainnya. Sumber: Peta ekspor ITC. Data diproses oleh penulis Jan-20.

Kemudian kita juga perlu melihat secara mendalam potensi penjualan produk tertentu. Untuk Pakaian Jadi misalnya, pakaian olahraga (Jersey) ternyata memiliki potensi ekspor yang besar, terutama kapas, dengan nilai ekspor yang belum terealisasi sebesar 322 juta dolar (sekitar 4,5 triliun). Tidak hanya kemeja dan rok wanita, kemeja pria juga memiliki potensi ekspor yang besar. Saat ini banyak perusahaan asing di industri tekstil yang membuka pabriknya di Indonesia. Misalnya, Nike yang memiliki salah satu fasilitas pembuatan kaosnya berlokasi di Indonesia. Artinya kapasitas produksi kita sudah bisa bersaing dengan pasar luar negeri, tinggal bagaimana UKM mau memanfaatkan peluang ini.

Selanjutnya jika melihat potensi ekspor di bidang pangan, minyak goreng dan produk minyak seperti margarin merupakan produk dengan potensi ekspor terbesar dengan 40 persen dari potensi yang belum dimanfaatkan senilai USD 295 juta (sekitar Rp 4 triliun). Produk pangan potensial lainnya antara lain bahan masakan, waffle dan wafer, ekstrak kopi dan cookies, yang hampir seluruhnya memiliki lebih dari 50% potensi ekspor yang belum terealisasi. Jadi UKM benar-benar memiliki peluang besar untuk mendapatkan keuntungan dari produk makanan tersebut. Apalagi dengan persediaan makanan kita yang melimpah dan bervariasi.

Umkm Ekspor, Emang Bisa? Yuk Ikuti Webinarnya!

Selain melihat potensi produknya, kita juga harus melihat negara mana saja yang masih memiliki peluang ekspor yang besar. Dari gambar di atas (diambil dari Peta Potensi Ekspor ITC), terlihat bahwa China, AS, dan India merupakan negara dengan gabungan potensi ekspor terbesar. China masih memiliki sekitar 55% dari potensi pasar yang belum dimanfaatkan senilai 15,7 miliar dolar (sekitar Rp 214 triliun). Begitu pula dengan India yang masih memiliki kekuatan pasar sebesar 50% senilai 7,1 miliar dolar (sekitar Rp 96 triliun). Ada juga $7,7 miliar di Amerika Serikat yang belum diekspor.

Hal lain yang dapat kita maklumi adalah ternyata potensi ekspor produk di negara tetangga yaitu Thailand, Vietnam, Malaysia dan Filipina sangat besar, yang semuanya memiliki potensi ekspor lebih dari 40% yang tidak tercapai. , yang rata-rata 3 miliar dolar. (sekitar 40 triliun). Selain itu, kita juga melihat negara-negara maju

Peraturan ekspor impor di indonesia, perusahaan ekspor impor di indonesia, ekspor impor di indonesia, ekspor dan impor di indonesia, peluang ekspor dan impor, peluang ekspor impor, pelabuhan ekspor impor di indonesia, peluang usaha ekspor impor, peluang bisnis ekspor impor, prosedur ekspor impor di indonesia, komoditas ekspor impor di indonesia, peluang bisnis ekspor indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You might also like