Makna Natal Di Tengah Pandemi

Makna Natal Di Tengah Pandemi – Masih dalam rangka menyambut perayaan Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 di tengah pandemi Covid-19, pemerintah mengimbau masyarakat mengatasi cobaan pandemi dengan membangun ketahanan di seluruh pelosok tanah air. .

Padahal, menurut Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Platt, laju perayaan Natal kali ini merupakan salah satu kriteria solidaritas dan kerukunan sosial untuk mampu menghadapi tantangan dan tekanan di berbagai bidang kehidupan, terutama menjadi menyadari pesatnya transformasi digital nasional.

Makna Natal Di Tengah Pandemi

“Walaupun pandemi Covid-19 memiliki tantangan yang mengkhawatirkan dan mengasyikkan bagi kita semua. Namun pandemi Covid-19 juga memiliki sisi digital untuk memudahkan kehidupan manusia di Bumi. Besar harapan untuk mempercepat perubahan, khususnya di Indonesia ,” ujarnya dalam acara Natal hybrid bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika RI. Indonesia, dari Kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika di Jakarta Pusat, Selasa (1/11/2022).

Suka Cita Natal 2021 Di Tengah Pandemi

Terkait percepatan transformasi digital, menurut Menteri Jānis, Kemenkominfo mengemban tugas besar untuk menciptakan dan menyediakan infrastruktur telekomunikasi yang memadai guna mengurangi kesenjangan digital.

“Peran kami adalah memungkinkan peralihan aktivitas komunitas dari ruang fisik ke ruang digital, untuk memastikan transisi aktivitas komunitas dari ruang fisik ke ruang digital. Pelaksanaan berbagai program nasional dan komunitas secara hands-on atau hybrid cara untuk dikutip sebagai bukti bahwa kita sebagai bangsa mampu berkoordinasi dan mengidentifikasi arah baru dalam situasi sulit saat ini, “jelasnya.

Menkominfo menjelaskan bahwa Komunitas Gereja-Gereja di Indonesia (CIN) dan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) telah menetapkan tema Natal tahun 2021 sebagai “Kristus Menggerakkan Kasih Persaudaraan”. Menurut Menteri Jānis, topiknya adalah tentang membangun perdamaian dan kehidupan yang harmonis.

Ia mengatakan bahwa tema Natal kita kali ini juga adalah mewujudkan perdamaian di dunia ini dan terciptanya kehidupan yang harmonis di antara umat beragama, sesama manusia, anak-anak Tuhan.

Natal Di Tengah Pandemi

Menurut Menteri Johnny, tema Natal Kebangsaan yang juga menjadi tema acara Natal Kementerian Komunikasi dan Informatika diambil dari Injil pasal 1 Petrus 1 ayat 22.

Ia menjelaskan bahwa “Surat rasul Petrus yang pertama ini ditulis kepada gereja Kristen di Asia Kecil pada waktu itu, memberikan nasihat tentang kehidupan praktis yang sesuai dengan iman Kristen dan bagaimana seharusnya gereja menanggapi pencobaan dan kesengsaraan.”.

Menkominfo menjelaskan bahwa pimpinan gereja memilih kasih Kristus sebagai tema Natal untuk mengungkapkan persaudaraan, agar umat Kristiani kembali kepada hakekat panggilannya yang sebenarnya, yaitu melayani dunia melalui gerakan. atas dasar mana persatuan dan kesatuan harus dipertahankan. Persaudaraan manusia yang nyata

“Mengenai fakta, topiknya tentu sangat relevan dengan situasi bangsa yang otentik dengan keberagaman dan pluralisme. Tadi sudah disinggung oleh pendeta, persaudaraan adalah tema universal yang menyentuh hati umat beriman. Bisa dikaitkan dengan menjaga kerukunan, menjaga perdamaian, mewujudkan kesejahteraan masyarakat, bangsa dan negara.

Rayakan Natal 2021, Bnn Ri Bawa Pesan Damai Dan Persaudaraan Untuk Tekan Penyalahgunaan Narkoba

Bahkan, menurut Menteri Yani, Presiden Joko Widodo juga mengajak seluruh masyarakat berlomba-lomba berbuat baik selama perayaan Natal Tanah Air. “Maka sekarang kita tambahkan kompetisi, kompetisi yang baik, gema solidaritas dan kerjasama nasional, aktifkan naluri persaudaraan dan bekerja untuk kemanusiaan di seluruh wilayah tanah air kita.”

Menkominfo menyampaikan bahwa dalam kerangka kebinekaan bangsa, prinsip solidaritas dan subsidiaritas harus tetap berdampingan. Kedua prinsip yang juga sangat relevan dengan tema nasional Natal ini mengingatkan pada dokumen yang ditandatangani oleh Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Azhar, Sheikh Ahmed al-Tayeb.

“Kita sama-sama mengetahui ‘Dokumen Persaudaraan Manusia untuk Perdamaian Dunia dan Hidup Berdampingan’ (Dokumen Komunitas Manusia untuk Perdamaian dan Hidup Berdampingan). Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Azhar Sheikh Ahmed al-Tayeb menandatangani dokumen ini pada 4 Februari 2019.

Menurut Menteri Jani, dokumen Abu Dhabi merupakan panduan berharga untuk mendorong semangat persaudaraan sebagaimana tercermin dalam tema Natal 2021.

Tema Natal Tahun 2021:

“Perayaan kelahiran Yesus Kristus selalu menginspirasi kita dalam semangat cinta persaudaraan sejati, hangat dan hangat kembali melalui tindakan belas kasih, memberdayakan kita untuk menemukan cara yang baik dan kreatif untuk menyebarkan keadilan.” dia menjelaskan.

Dalam kesempatan tersebut, Menkominfo mengajak seluruh umat Kristiani untuk memberikan makna yang lebih konkrit pada perayaan Natal, menjadi duta kehidupan bermasyarakat, cinta tanah air dan bangsa.

“Semoga semangat Natal menjadi inspirasi pergerakan sepanjang sejarah bangsa Indonesia untuk terus membangun persaudaraan, pengertian dan solidaritas sosial, khususnya bagi saudara-saudara yang rentan,” ujarnya.

Mengutip Ubi Caritas et Amor Deus Ibi Est (Di mana ada cinta dan Tuhan, di situ ada Tuhan), Menteri Jani juga mengimbau umat Kristiani, khususnya di Kementerian Komunikasi dan Informatika, untuk menunjukkan kasih Tuhan bagi pembangunan Indonesia.

Ibadah Perayaan Pra Natal Pemkot Tomohon

“Sekali lagi Selamat Natal dan Tahun Baru bagi seluruh umat Kristiani, khususnya kepada keluarga besar Balmun (pusat pemantauan) Cominfo di seluruh wilayah tanah air yang berada di seluruh pulau kita. Tuhan memberkati kita semua. , Indonesia terhubung, lebih digital , lebih berkembang,” imbuhnya.

Acara Natal bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika yang juga dihadiri oleh Dirjen Akses Telekomunikasi dan Informasi, Anang Latif. perwakilan pers Didi Pirmadi; Perwira Khusus Rosarita Niken Widiastuti dan Philip Gobang.

Pada kebaktian Natal, khotbah disampaikan oleh politikus Pendeta YP Sabrani dan Sekretaris Eksekutif Komisi Komunikasi Sosial Pesan Natal Konferensi Waligereja Indonesia. Pastor Stephen Lalo Pr. Menteri Jani juga memberikan santunan kepada perwakilan Panti Asuhan Bhakti Kashiya Temple, serta petugas kebersihan dan keamanan Kementerian Komunikasi dan Informatika. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, meski jauh dari keluarga di tanah air, tahun lalu di Jerman masih bisa berkumpul dengan umat Kristiani lainnya, bernyanyi bersama, beribadah bersama,” kata seorang pemuda berusia 20 tahun dari Maidan. kata gadis Silla Siantori, yang bekerja dan belajar keperawatan di Bonn, Jerman.

Wabah corona membuatnya tak leluasa mudik ke kampung halamannya di Sumatera Utara. Sementara itu, aturan tersebut berlaku di Jerman

Perayaan Natal Diaspora Indonesia, Sederhana Dan Penuh Kebersamaan

“Bayangkan saja, saya sudah terbiasa sibuk saat Natal tiba. Orang tua saya punya sembilan saudara. Kami selalu bersama, oh apa?

Suasana saat itu, ada yang tertawa dan ada yang menangis,” kenang Sela. “tambah Sela menerima kenyataan dengan pasrah.

Sementara itu, Catholic Satya Lestedi, mahasiswi arsitektur teknik sipil asal Cologne, Jerman, merasa tidak ada bedanya merayakan Natal di masa pandemi. “Selama beberapa tahun terakhir sejak saya tinggal di Jerman dan menghabiskan Natal di Jerman, saya sudah terbiasa. Saya sangat merindukan pergi ke rumah nenek, atau pergi dengan sepupu saya. Yang paling saya rindukan. semua adalah kue ibu! Natal bagi saya identik dengan kue kering. Maksud saya bukan kue, tetapi ketika ditanya, “Ibu saya membantu saya membuat kue untuk juri memutuskan kue mana yang terbaik, dan saya membawa kue itu ke mana-mana, kata mahasiswa yang tinggal di Boon, Jerman itu.

“Tapi yang menarik, di Jerman sebenarnya suasana Natal lebih kentara daripada di Indonesia. Musim dingin, minuman panas, kadang turun salju, pasar Natal (Weihnachtsmarkt), dll. Padahal, Natal adalah budaya berkumpul bersama keluarga. m sendirian di sini, hampir tidak mungkin. Ngumpul bareng juga lumayan menyembuhkan teman-teman dekat saya,” tambah Satya yang biasa mengunjungi pasar Natal bersama teman-temannya menjelang Natal. Tingginya angka infeksi COVID-19 membuat pemerintah membatalkan ritual pasar Natal (Weihnachtsmarkt), yang biasanya berlangsung di kota-kota Jerman mulai akhir November.

Natal Dalam Persaudaraan

Fidelis Wathen, seorang imam dari Nusa Tenggara Timur Indonesia yang kini ditugaskan untuk menghidupi dirinya sendiri di Jerman, mengatakan bahwa keadaan darurat seperti pandemi harus diterima dan disikapi secara positif. Ia menjelaskan: “Merupakan tantangan bagi kami untuk mempelajari sesuatu yang baru. Pada bulan-bulan pertama pandemi, banyak orang yang kaget, merasa canggung, tetapi seiring berjalannya waktu tampaknya banyak orang menjadi lebih kreatif, banyak lokakarya.

, saya memandangnya secara positif,” dia mengingatkan masyarakat untuk tetap berharap. “Saya perhatikan ini darurat, situasi luar biasa, bukan permanen,” ucapnya.

“Banyak orang merasa terbatas, dibatasi oleh dinding ruangannya, tetapi di sana kami juga memiliki tantangan untuk melihat apakah kami bisa kreatif. Ketika kami berada dalam situasi kreatif, kami memiliki begitu banyak ide dan banyak hal. dan akhirnya kita tidak dibatasi disana, namun kita diberi kesempatan untuk keluar ruangan, kita bisa berjalan sendiri tanpa perlu bertemu orang lain,” kata Fidelis. Pengingat untuk menjaga dan menghindari kontak fisik adalah hal yang sangat cerdas untuk dilakukan selama pandemi.

Ia sendiri merasa kini semakin bisa melakukan hal-hal yang membutuhkan kreativitas: “Misalnya, saat wabah, saya merasa harus bisa membaca dan menulis karena saya bisa menemukan waktu untuk berkreasi dalam banyak hal. Ketika atasannya tiba-tiba memintanya untuk memberikan pidato dalam waktu singkat, memperingati Hari Santo Nikolas tentang kehidupan monastik: “Saya diminta untuk memberikan pidato atau pidato dalam bahasa Jerman, termasuk perjalanan hidup di biara kami selama setahun, terkait dengan Nicholas, yang tidak mudah, karena saya memiliki tantangan, biarkan saya melakukannya dalam bahasa Jerman yang puitis. Namun, dalam waktu singkat saya berhasil menyampaikan pidato yang sangat bagus, yang sangat berkesan bagi banyak orang di sini. Sebagai orang asing yang berbahasa Jerman, saya pikir itu tidak mudah,” katanya tentang kegiatannya menjelang Natal.

Wujudkan Akselerasi Transformasi Digital, Menkominfo: Natal Tingkatkan Solidaritas Dan Kerekatan Sosial

Dalam beberapa bulan terakhir, banyak kebaktian atau misa yang diadakan secara daring. Namun, menurut Fidel, hal itu harus didekati dengan pikiran positif: dimanapun dan kapanpun orang bisa beribadah. Ketika orang membutuhkan solidaritas secara online, mereka dapat bersiap untuk berdamai dalam berbagai situasi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You might also like