Makalah Orde Baru Orde Lama Dan Reformasi

Makalah Orde Baru Orde Lama Dan Reformasi – Umur Mahardika Gustian Chindy Permata Putri Dika Haninda Mayesti Lauryan Ardiansyah M. Zhidni. M.Nur Ummayatul Choiroh Vivi Febrianti Wahyu Fajar Utama

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayahnya, kami (Kelompok 5) dapat menyelesaikan karya berjudul “Indonesia di Era Orde Baru dan Reformasi”.

Makalah Orde Baru Orde Lama Dan Reformasi

Penulis menyadari bahwa dokumen ini tidak sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat diperlukan untuk penyempurnaan dokumen ini.

Kehidupan Politik Dan Ekonomi Masa Orde Baru

BAB 2 Pembahasan Latar Belakang Orde Baru dan Reformasi …………………6 Politik Dalam Negeri Orde Baru dan Reformasi… …………… ………………………………………………………………………………………………………… ………………………… ……. .. …………………9 Kehidupan sosial, budaya Orde Baru dan Reformasi… …13

1.1 Latar Belakang Orde Baru adalah istilah yang digunakan untuk memisahkan pemerintahan Sukarno (Orde Lama) dan periode Soeharto. Sebagai masa yang menandai era baru pasca pemberontakan Gerakan pada tanggal 30 September 1965. Orde Baru lahir sebagai upaya untuk: mengoreksi penyimpangan-penyimpangan umum yang dilakukan pada masa Orde Lama, menata kembali segala aspek kehidupan rakyat, bangsa dan negara Indonesia, melaksanakan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 secara menyeluruh secara bersih dan konsisten, serta memulihkan kekuatan bangsa untuk mendorong stabilitas nasional dalam rangka mempercepat proses pembangunan bangsa. Beberapa tahun kemudian, era Reformasi dimulai. Banyak faktor yang menyebabkan munculnya era reformasi di era orde baru, terutama ketidakadilan dalam kehidupan politik, ekonomi, dan hukum. Pemerintahan Orde Baru yang dipimpin oleh Presiden Soeharto selama 32 tahun terbukti tidak konsisten dan inkonsisten dalam menjalankan cita-cita Orde Baru. Pada awal kelahirannya tahun 1966, pemerintah Orde Baru bertekad untuk menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Namun dalam pelaksanaannya, pemerintah Orde Baru banyak melakukan penyimpangan terhadap nilai-nilai Pancasila. dan ketentuan UUD 1945 yang sangat merugikan rakyat jelata. Padahal, Pancasila dan UUD 1945 hanya menjadi legitimasi untuk mempertahankan kekuasaan.

1.2 Rumusan Masalah Menghadapi permasalahan di atas, beberapa masalah akan dibahas dalam karya ini, yaitu: Apa prasyarat munculnya Orde Baru dan Reformasi? Bagaimana politik dalam negeri di era orde baru dan reformasi? Bagaimana bidang ekonomi pada era orde baru dan reformasi? Bagaimana perkembangan sosial budaya di era orde baru dan reformasi?

2.1 Latar Belakang Lahirnya Orde Baru dan Reformasi Orde Baru lahir dari beberapa hal, antara lain: Pemberontakan G30S/PKI. Situasi politik dan keamanan negara menjadi kacau akibat pemberontakan G30S/PKI dan konflik berkepanjangan di kalangan tentara. Situasi ekonomi memburuk ketika inflasi mencapai 600% dan upaya pemerintah untuk mendevaluasi rupee dan menaikkan harga bahan bakar menyebabkan kerusuhan sipil. Ada reaksi keras dan luas dari orang-orang yang mengutuk pembunuhan massal yang dilakukan oleh PKI. Massa menggelar aksi unjuk rasa menuntut pembubaran PKI dan ormasnya serta menuntut pimpinannya. Kesatuan Aksi (KAMI, KAPI, KAPPI, KASI, dll) di masyarakat bersatu membentuk Satuan Aksi berupa Front Pancasila, selanjutnya lebih dikenal dengan Pasukan 66, untuk menumpas para operatif yang terlibat dalam peristiwa 30 September 1965. Gerakan. Pada tanggal 10 Januari 1966, di depan gedung DNR-GR, Satuan Front Aksi Pankasila menyampaikan tuntutan TRITURA (Tiga Tuntutan Rakyat). Upaya reorganisasi kabinet Dvikora pada 21 Februari 1966 dan pembentukan Kabinet 100 menteri juga tidak memuaskan masyarakat karena masyarakat menilai kabinet tersebut diduduki oleh tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa Gerakan 30 September 1966. 1965. peristiwa 30 September 1965, gerakan tersebut tidak berhasil, meskipun Mahkamah Militer Luar Biasa (Makhmilyub) telah dibentuk. Rapat paripurna Kabinet Menteri untuk menyelesaikan masalah saat ini juga tidak berhasil. Oleh karena itu, pada tanggal 11 Maret 1966 (SUPERSEMAR) Presiden mengeluarkan Surat Perintah yang memerintahkan Jenderal Suharto untuk mengambil tindakan apapun yang dianggapnya perlu untuk menghadapi situasi negara yang semakin kacau dan tidak terkendali. Upaya menuju pemerintahan Orde Baru: Setelah kepergian Supersemar, dimulailah reorganisasi bangsa dan negara sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Reorganisasi dilakukan pada lembaga tertinggi negara dan pemerintahan. Keluarnya Supersemar membuat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah semakin besar, karena Soeharto berhasil memulihkan keamanan dan membubarkan PKI. Munculnya konflik dwikepemimpinan nasional di Indonesia. Hal ini dikarenakan Sukarno masih berkuasa sebagai presiden pada saat itu dan Soeharto adalah pemerintahan eksekutif. Konflik dualisme inilah yang membawa Soeharto ke puncak kekuasaannya, karena Sukarno akhirnya mengundurkan diri dan menyerahkan kekuasaan negara kepada Soeharto. Pada tanggal 23 Februari 1967, MPRS mengadakan sidang khusus untuk mengukuhkan pengunduran diri Presiden Sukarno dan mengangkat Soeharto sebagai presiden sementara. Republik Indonesia. Melalui kran MPRS no. XXXIII/1967 MPRS menghapus atribusi pemerintahan negara dan mencabut mandat MPRS dari Presiden Sukarno. Pada 12 Maret 1967, Jenderal Suharto diangkat sebagai pejabat Presiden Republik Indonesia. Peristiwa ini menandai berakhirnya Orde Lama dan dimulainya Orde Baru. Pada Sidang Umum Maret 1968, MPRS menominasikan Jenderal Suharto sebagai Presiden Republik Indonesia.

Kelas 09 Smp Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Siswa By P’e Thea

Kelahiran Era Reformasi Banyak faktor yang melatarbelakangi maraknya Reformasi di era Orde Baru, terutama ketidakadilan dalam kehidupan politik, ekonomi, dan hukum. Pemerintahan Orde Baru yang dipimpin oleh Presiden Soeharto selama 32 tahun terbukti tidak konsisten dan inkonsisten dalam menjalankan cita-cita Orde Baru. Pada awal kelahirannya tahun 1966, pemerintah Orde Baru bertekad untuk menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Namun dalam pelaksanaannya, pemerintah Orde Baru banyak melakukan penyimpangan terhadap nilai-nilai Pancasila. dan ketentuan UUD 1945 yang sangat merugikan rakyat jelata. Padahal, Pancasila dan UUD 1945 hanya menjadi legitimasi untuk mempertahankan kekuasaan. Penyimpangan-penyimpangan tersebut menimbulkan krisis multidimensi yang menjadi alasan umum lahirnya gerakan reformis, yaitu: a) krisis politik b) krisis hukum c) krisis ekonomi d) krisis kepercayaan

Reformasi adalah penggantian tatanan kehidupan lama dengan tatanan kehidupan baru dan secara hukum mengarah pada perbaikan. Gerakan reformasi yang muncul di Indonesia pada tahun 1998 merupakan gerakan reformasi dan perubahan, terutama perbaikan di bidang politik, sosial, ekonomi, dan hukum yang tersedia bagi masyarakat. Saat itu, harga sembako masyarakat melambung tinggi, bahkan masyarakat harus antre untuk membelinya. yang sejahtera, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Oleh karena itu, muncul gerakan reformasi yang bertujuan untuk memulihkan tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Beberapa rencana reformasi yang diungkapkan mahasiswa antara lain sebagai berikut: a) Putusan Suharto dan kroninya b) Amandemen UUD ke-45 c) Penghapusan dwiperan ABRI d) Otonomi daerah yang lebih besar e) Penegakan hukum f) Kebebasan kekuasaan o CCP

2.2 Kebijakan Dalam Negeri Orde Baru dan Reformasi Politik Dalam Negeri Orde Baru: A. Pembentukan Kabinet Pembangunan Kabinet awal pada masa peralihan kekuasaan (28 Juli 1966) adalah Kabinet AMPERA dengan tugas yang dikenal dengan Kabinet Dwi Darma Amper , yang harus menciptakan stabilitas politik dan ekonomi sebagai syarat pelaksanaan pembangunan nasional. Program Kabinet AMPERA yang disebut Kabinet Catur Karya AMPERA adalah untuk: Meningkatkan taraf hidup masyarakat, khususnya di bidang sandang dan pangan. Menyelenggarakan pemilihan umum dalam jangka waktu tertentu yaitu tanggal 5 Juli 1968. Menyelenggarakan politik luar negeri yang bebas dan aktif untuk kepentingan kepentingan nasional. Kelanjutan perjuangan melawan imperialisme dan kolonialisme dalam segala bentuk dan manifestasinya.

B. Selanjutnya setelah Sidang MPRS tahun 1968 mengangkat Soeharto sebagai presiden untuk masa jabatan 5 tahun, dibentuk kabinet baru yang disebut Kabinet Pembangunan. Penyederhanaan dan pengelompokan partai politik Pasca pemilu 1971, jumlah partai disederhanakan, namun tidak berarti dihilangkannya beberapa partai, sehingga beberapa partai digabungkan (merger). Sehingga penanaman partai tidak lagi berdasarkan ideologi, tetapi kesamaan program. Penggabungan tersebut menghasilkan tiga kekuatan sosial politik, yaitu: Partai Persatuan Pembangunan (PPP) adalah penggabungan NU, Parmusi, PSII dan Partai Islam Perti pada tanggal 5 Januari 1973 (sekelompok partai politik Islam). Partai Demokrasi Indonesia (PDI) merupakan gabungan dari PNI, Partai Katolik, Partai Murba, IPKI dan Parkindo (sekelompok partai politik nasionalis). Partai Demokrasi Indonesia (PDI) merupakan gabungan dari PNI, Partai Katolik, Partai Murba, IPKI dan Parkindo (sekelompok partai politik nasionalis). Golkar (Kelompok Kerja).D. Pemilihan Umum Pada masa Orde Baru, enam pemilihan umum diadakan setiap lima tahun, yaitu: 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997. E. Mengadakan Permusyawaratan Rakyat (Perpera) di Irian Barat pada tanggal 2 Agustus 1969. Lain kebijakan yang diambil pemerintah Orde Baru adalah menetapkan peran ganda bagi ABRI, yang dikenal dengan Dwifungsi ABRI, di bidang politik. Hal ini terlihat dari banyaknya anggota ABRI yang menduduki jabatan sipil seperti walikota, bupati dan gubernur, bahkan ABRI memiliki kursi diantara anggota MNR/DNR. Alasan dibalik kebijakan ini tertuang dalam Pasal 27 ayat (1) UUD 1945. Segala warga negara sama-sama berkedudukan di dalam hukum dan pemerintahan tanpa kecuali. Tak hanya di bidang kebijakan publik, tampaknya posisi ABRI dalam masyarakat Indonesia juga merambah ke bidang ekonomi. Banyak anggota ABRI pernah menjadi pimpinan badan usaha milik negara dan komisaris di berbagai perusahaan swasta.

Menilik Kembali Reformasi 24 Tahun Silam

Politik dalam negeri di era reformasi: Sistem politik di era reformasi dapat digambarkan sebagai berikut: Distribusi tuntutan dan implementasi yang tinggi. Menjunjung tinggi nilai penghormatan terhadap hak asasi manusia yang tinggi. Kapasitas disesuaikan dengan otonomi daerah. Integrasi vertikal dua arah, atas-bawah dan bawah-atas. Integrasi horizontal muncul, kebebasan (euforia) muncul. Gaya politik pragmatis. Kepemimpinan sipil, pensiunan, politisi. Massa tinggi. Partisipasi militer terbatas. Aparatur negara harus setia kepada negara, bukan kepada penguasa. stabilitas yang tidak stabil.

2.3 Kehidupan Ekonomi Orde Baru dan Era Reformasi Kehidupan Ekonomi Orde Baru

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You might also like