Kondisi Ekonomi Dunia Saat Ini

Kondisi Ekonomi Dunia Saat Ini – SAMARINDA. – Perwakilan Bank Indonesia Kaltim melakukan kajian ekonomi Kaltim Triwulan II Tahun 2020. Diperkirakan pertumbuhan ekonomi dapat kembali menurun di tengah pandemi karena berbagai faktor.

Dalam kajian BI, perekonomian global pada April 2020 masih sama pada bulan-bulan berikutnya. Dimana perekonomian dunia mengalami penurunan, bahkan kontraksi pertumbuhan ekonomi.

Kondisi Ekonomi Dunia Saat Ini

“China (indeks 1, 2) sekarang pun kontraksi, sudah minus agak dalam. Mirip dengan India yang melakukan blokade,” kata Tutuk SH Cahyono, perwakilan BI Kalimantan, dalam konferensi pers virtual, Selasa (12/5). .

Kerap Singgung Soal Ekonomi Gelap Di 2023, Jokowi: Itu Kondisi Dunia

Episentrum pandemi Corona saat ini masih berada di Amerika dan negara-negara Eropa. Baru-baru ini, negara-negara yang melonggarkan pembatasan mengalami kesulitan.

“Karena itu, pertumbuhan ekonomi sangat dipengaruhi oleh Covid-18. Ini mendorong ketidakpastian dalam beberapa cara. Dalam hal ini, pemerintah melakukan kerja sama antar bank sentral,” ujar Tutuk.

Upaya tersebut antara lain dengan mengurangi likuiditas. “Dari pihak pemerintah, sedang dilakukan upaya untuk menggairahkan sektor fiskal dan riil. Sektor riil adalah fiskal, hanya terkait dengan moneter. Keduanya berusaha mendapatkan konsesi insentif,” tambah Tutuk.

Tutuk menjelaskan, pertumbuhan ekonomi melambat drastis pada kuartal I 2020. Yang paling memprihatinkan di masa pandemi saat ini adalah sisi konsumsi dan investasi.

Kondisi Ekonomi Global 2023 Ancam Negara Asia, Bagaimana Dengan Indonesia?

“Porsi konsumsi swasta negara 50 persen, cukup tinggi. Jadi, dengan mengurangi komponen konsumsi, dapat menurunkan pertumbuhan ekonomi nasional secara keseluruhan dengan cukup drastis. Dari 5,02 sampai 2,92 sudah cukup,” kata Tutuk.

“Satu-satunya hal yang dapat membantu adalah pengeluaran pemerintah. Dengan adanya stimulus dapat tumbuh sebesar 3,74. Tapi ingat bahwa negara lain sudah berkontraksi meskipun kita rendah di 2,97. Bersyukur sekali Indonesia masih hampir 3. Ini akan turun lagi di kuartal kedua,” tambah Tutuk.

“Kalau Covid-19 bisa dikalahkan, outlook (pertumbuhan) masih positif di tahun 2020. Tahun 2021, jika ditemukan vaksin akan meningkat lagi secara nasional,” kata Tutuk.

Tutuk menjelaskan bahwa di Indonesia terdapat 2 pilar utama penghasil devisa negara terbesar yaitu ekspor nonmigas dan pariwisata. “Konsumsi berada di bawah tekanan yang sangat besar. Kepercayaan konsumen juga turun,” kata Tutuk.

Pakar Menjawab: 4 Dampak Resesi Global Yang Akan Dirasakan Masyarakat Dan Bagaimana Menghadapinya

“PDRB 3,9 hampir 4 karena ada stimulus. Part 1 sampai Part 3. Kita masih menunggu stimulus selanjutnya karena pemerintah saat ini sedang melakukan kebijakan lebih lanjut,” ujarnya.

Tutuk menjelaskan BI setidaknya melonggarkan likuiditas dengan menyetor lebih dari Rp 500 triliun di perbankan. Bentuknya adalah pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder. Misalnya bank menjual SBN ke BI untuk dibeli nanti, dan bank mendapat satu rupiah dari BI. “Ini Rp 137 triliun,” kata Tutuk.

Menurut Tutuk, laju inflasi Kaltim masih dalam kategori baik yakni -0,15 pada April dan terakhir tekanan inflasi saat ini masih dalam kategori rendah. “Tapi ini kurang bagus, beberapa harga di tingkat petani-produsen juga turun. Dampak terhadap kesejahteraan masyarakat kecil. Daya beli juga menurun,” jelas Tutuk.

Kalimantan Timur tumbuh sebesar 1,27 pada triwulan I yang termasuk dalam kategori melambat. Ini karena mencapai 4,77 pada Q4 2019. Perlambatan itu karena penurunan pertambangan. “Bisa dilihat di pertambangan pangsanya masih besar, 44,18 persen. Bisa dibayangkan pertumbuhannya hanya minus kontraksi -0,48,” jelasnya.

Imf: Perekonomian Indonesia Kuat!

“Untung industri manufakturnya cukup bagus, misalnya pupuk dan minyak. Seperti di kuartal I minyak turun drastis, kita banyak impor. Permintaan pupuk di dunia cukup besar. Harus ditekankan pertumbuhan kita masih positif, tapi sedang menenangkan. Jadi, mau tidak mau, percepatan transformasi ekonomi mutlak ke depan,” tegasnya.

Sebagai gambaran, Kalimantan Timur masih sangat bergantung pada harga patokan batubara dan sangat fluktuatif. Misalnya, sejak 2011 sudah tinggi, turun lagi di 2015 dan naik lagi di 2017. Sekarang tren batu bara mati lagi.

“CPO (minyak sawit mentah) juga terus turun. Awal tahun lalu, harga CPO tinggi, tapi sekarang lebih rendah. Ini adalah masalah jangka pendek dan jangka panjang di Kalimantan Timur,” kata Tutuk. “2023 akan menjadi tahun yang sangat menakutkan bagi perekonomian dunia. Dunia dalam bahaya, kenaikan harga akibat inflasi telah menimbulkan krisis biaya hidup di beberapa negara, akibat perang yang tak kunjung usai, tekanan semakin besar bagi banyak negara.

Dana Moneter Internasional (IMF) mencatat sepertiga ekonomi dunia mengalami resesi atau pertumbuhan negatif selama dua kuartal berturut-turut. Inflasi global diperkirakan akan meningkat menjadi 8,8% pada tahun 2022 dan 6,5% pada tahun 2023.

The 37th Conference Asean Federation Of Engineering Organisations (cafeo 37)

Akibatnya, Jerman dan Italia diperkirakan akan tergelincir ke dalam resesi tahun depan, ekonomi Jerman akan menyusut sebesar 0,3% dan Italia sebesar 0,2%, dan Rusia juga akan memasuki resesi.

Selain negara-negara tersebut, Argentina dan Sri Lanka akan menjadi negara dengan kondisi terparah. Utang Argentina setara lebih dari Rp 515 triliun jika dikonversi dengan kurs Rp 15.290 per dolar AS, melampaui utang Sri Lanka sebesar US$ 51 miliar.

Puncak dari masalah yang melanda negara-negara tersebut pada akhirnya akan berujung pada krisis pangan. Inilah mengapa tahun depan atau beberapa tahun ke depan akan menjadi tahun yang sangat kelam, karena dampak ekonomi global memiliki efek domino ketika satu negara runtuh, yang kemungkinan besar akan menyebabkan negara lain runtuh.

Proyeksi kegelapan ekonomi dunia saat ini tidak lepas dari penggunaan sistem kapitalis yang digunakan di dunia saat ini. Semuanya dimulai pada abad ke-18 ketika Amerika mengalahkan sosialisme dan komunisme sebagai saingan ideologis dunia saat itu, yang akhirnya membawanya menjadi satu-satunya penguasa dunia.

Krisis Ekonomi Dunia Semasa (liya Dan Iran)

Namun, sejarah menunjukkan bahwa sistem kapitalis bukanlah sistem anti krisis/resesi. Anda masih ingat bagaimana fenomena Depresi Hebat di tahun 1930-an menjadi bukti bahwa sistem kapitalis adalah sistem cacat yang berulang kali dan tanpa henti dilanda krisis keuangan.

Bahkan, ada banyak penelitian akademik yang menggambarkan betapa merugikan dan berbahayanya penerapan sistem kapitalis ini, termasuk “The End of Capitalism” karya JK Gibson Graham dan “The Crayfish Phase of Capitalism” karya John McMurtry.

Kelemahan mendasar dari sistem ekonomi kapitalis selalu ditandai dengan kemajuan sektor non-riil, baik perbankan maupun pasar modal, yang disimpan dalam bentuk surat berharga seperti saham, obligasi dan bentuk surat berharga lainnya, yang kemudian mempengaruhi peredaran uang di sektor riil yang menurun dibandingkan sektor non riil dengan perbandingan dramatis 90% dan 10% antara sektor riil dan sektor riil.

Pusaran uang yang sangat besar di sektor non-riil inilah yang akhirnya memunculkan fenomena “gelembung ekonomi” atau gelembung ekonomi yang terlihat sangat menggelembung namun sangat rentan. Saya sangat rentan terpengaruh oleh isu-isu non-ekonomi seperti politik, sosial dan sejenisnya sehingga gelembung itu akan pecah dan menyebabkan krisis bahkan resesi ekonomi.

Headline: Bank Dunia Pangkas Ramalan Pertumbuhan Ekonomi Banyak Negara, Antisipasi Indonesia?

Buktinya dapat dilihat pada krisis ekonomi tahun 1998-2000 yang disebabkan oleh krisis mata uang di Asia. Kemudian, pada tahun 2008, resesi ekonomi global yang disebabkan oleh hutang perumahan di Amerika terus berlanjut. Seperti halnya Occupy Wall Street (OWS) pada tahun 2011 yang mengkritisi fakta bahwa 1% rakyat menguasai 99% rakyat.

Dari kenyataan ini dapat ditarik benang merah bahwa ketika sektor ekonomi negara yang tidak realistis terguncang, maka akan langsung menjadi beban global bagi seluruh perekonomian di dunia. Oleh karena itu, dunia dengan sistem kapitalis global akan selalu dalam kegelapan jika terus diterapkan dan menjadi ideologi pemerintahan dunia.

Oleh karena itu cacat lahir yang rusak ini harus sepenuhnya diganti dengan sistem yang terbukti membawa stabilitas ekonomi dunia. Sistem ini dikenal dengan sistem Islam di bawah Kekhalifahan Islam, yang nantinya akan menggunakan hukum Syariah, termasuk sistem ekonominya, untuk mengatasi krisis ekonomi yang pecah saat ini.

Sistem Islam dengan khilafahnya akan menata kembali sektor ekonomi riil. Pelaku pasar adalah orang-orang dengan barang nyata, yaitu barang dan jasa. Sumber daya ekonomi akan didasarkan pada empat sektor utama termasuk pertanian, perdagangan, industri dan jasa.

Bukan Nakutin, Tapi Situasi Ekonomi Dunia Semengerikan Ini!

Sedangkan aset publik milik rakyat, seperti sumber daya alam, akan dikelola oleh negara dan hasilnya akan diberikan kepada rakyat, serta aset milik negara seperti Ghanimah, Jizyah, Kharaj, ‘Usyur, Amwal Fadhilah. dan Wakaf. Mata uangnya adalah dinar dan dirham, dan pengelola lembaga keuangan, baik bank maupun non bank, harus mematuhi prinsip syariah dalam menjalankan aktivitasnya.

Konsep ini pada akhirnya akan menutup pintu krisis dan resesi ekonomi seperti yang terjadi saat ini. Dan yang juga sangat penting, khilafah sebagai otoritas otoritas syariah akan melarang transaksi ekonomi yang tidak realistis seperti pasar modal yang elitis, spekulatif, manipulatif dan destruktif, yang sebenarnya menjadi penyebab utama gelapnya ekonomi dunia sejak abad ini. . Wallahu’alam[] Jumlah pekerja yang terkena PHK akibat merebaknya virus corona mencapai lebih dari dua juta orang (Aloysius Jarot Nugroho/Antara)

Mantan Dirjen Bank Dunia itu mengatakan ekonomi Indonesia akan mengalami kontraksi hingga minus 2,9 persen pada kuartal III.

Menurut dia, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III akan berada di kisaran minus 2,9 persen hingga minus 1,1 persen.

Prospek Ekonomi Global Suram, Resesi Tinggal Menunggu Waktu

Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi akan berada di kisaran minus 1,7 persen hingga minus 0,6 persen hingga akhir tahun.

Bhima Yudhistira Adhinegara, Ekonom Institute for the Development of Economics and Finance (Indef), mengatakan resesi ekonomi juga bisa diartikan sebagai tekanan pada perekonomian, baik di sektor keuangan maupun di sektor riil.

Terjadinya resesi ekonomi biasanya ditandai dengan beberapa hal. Misalnya, gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) akan terus berlanjut dan merata di hampir semua sektor pekerjaan.

“Saya ingin perdagangan, transportasi, real estate, industri, efisiensi pekerja akan menekan biaya operasional,” kata Bhima sata

Digitalisasi Sebagai Upaya Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi

Bhima memperkirakan 15 juta pekerja akan terdampak hingga akhir tahun ini, sehingga perusahaan harus melakukan PHK.

Selama resesi, ekonomi berjuang, orang kehilangan pekerjaan, bisnis menjual lebih sedikit, dan output ekonomi negara secara keseluruhan menurun.

Salah satu solusi yang bisa kita ambil jika terjadi resesi adalah dengan mengandalkan belanja publik untuk mendorong aktivitas ekonomi.

“Misalnya, Bantuan Langsung Tunai (BLT) sedang diperluas dan pekerja informal juga harus menerima uang tunai, bukan hanya uang tunai

Indonesia Adalah Titik Terang Di Tengah Kesuraman Ekonomi Dunia

Kondisi ekonomi indonesia saat ini, kondisi makro ekonomi indonesia saat ini, bagaimana kondisi ekonomi indonesia saat ini, kondisi ekonomi saat ini, kondisi ekonomi indonesia hari ini, kondisi ekonomi dunia, kondisi ekonomi china saat ini, kondisi ekonomi malaysia saat ini, kondisi ekonomi di indonesia saat ini, kondisi ekonomi global saat ini, kondisi ekonomi jepang saat ini, kondisi perekonomian dunia saat ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You might also like