Kesehatan Mental Pada Masa Pandemi

Kesehatan Mental Pada Masa Pandemi – Beberapa ilmuwan Universitas Indonesia (UI) yang tergabung dalam Tim Sinergi Mahadata Tanggap COVID-19 UI yang dikoordinir oleh Direktorat Inovasi dan Science Technology Park (DISTP) UI dan Lembaga Penelitian dan Pendidikan Kedokteran Indonesia (IMERI) Fakultas Kedokteran profil pengguna memberikan rekomendasi prioritas kepada pemerintah untuk mengurangi masalah kesehatan mental selama dan setelah pandemi COVID-19. Kajian ini dilakukan sebagai jawaban atas tantangan dan isu terkait wabah COVID-19 yang mempengaruhi kesehatan fisik dan mental saat ini dan di masa depan, serta mempengaruhi produktivitas manusia dan kondisi sosial ekonomi di tanah air. .

Tim penyusun kebijakan merupakan peneliti lintas disiplin dari UI. Ini Dr. Bagus Takwin, M.Hum; Damar P. Susilaradzeya, Ph.D.; Dr Diashati Mardiasmo, BMedSc, MRes; Dicky S. Pelupesi, Ph.D.; dr Gina Anindiajati, SpKJ; dr. dr. Ervita Diatri, SpKJ(K); dan Laras Sekarasih, Ph.D.

Kesehatan Mental Pada Masa Pandemi

Yang pertama dari empat rekomendasi kebijakan adalah mencegah krisis kesehatan mental selama dan setelah epidemi dengan membantu melindungi kesehatan mental dan sumber daya perawatan kesehatan, serta memastikan akses ke informasi dan teknologi yang andal.

Bagaimana Cara Melindungi Kesehatan Jiwa Di Masa Pandemi Covid 19?

Kedua, penyediaan dukungan kesehatan mental dan psikologis bagi kelompok usia kerja dan kelompok rentan lainnya untuk membantu mereka beradaptasi dengan pekerjaan dan belajar di rumah, memperkuat kerja sama keluarga, jaminan sosial dan kesehatan.

Ketiga, untuk memperluas akses ke layanan kesehatan mental di masyarakat dengan mengaktifkan akses (termasuk diagnosis mandiri dan teknologi telepon), keterkaitan dengan layanan kesehatan fisik, panduan standar untuk perhatian, dan akses aktif.

Terakhir, pastikan bahwa layanan kesehatan mental terus berlanjut untuk orang dengan masalah kesehatan mental dengan menetapkan pengobatan jarak jauh, akses ke strategi pengobatan, dan pencegahan risiko kesehatan fisik.

Dr. Gina Anindiajati, SpKJ, mengatakan: “Survei yang dilakukan di Indonesia menunjukkan bahwa jumlah orang yang mengalami gejala depresi selama wabah COVID-19 mencapai 35%. Angka ini 5-6 kali lebih tinggi dibandingkan angka depresi pada umumnya. populasi (Riset Kesehatan Dasar 2018) dan 2-3 kali lebih tinggi dari tingkat depresi pada bencana non-epidemi lainnya.”

Pakar Sebut Kesehatan Fisik & Mental Penting Di Masa Pandemi

Selain itu, dr. Dr Ervita Diatri, SpKJ(K), mengatakan setidaknya ada empat masalah kesehatan mental selama pandemi COVID-19. Masalah ini merupakan masalah baru atau perkembangan dari masalah yang lebih serius. Pertama, tingkat depresi, kecemasan, dan penderitaan yang tinggi di masyarakat, termasuk di kalangan pekerja medis. Kedua, banyaknya penduduk usia kerja yang mengalami masalah kesehatan jiwa selama pandemi COVID-19, ditambah dengan kelompok rentan lainnya (perempuan, anak-anak dan remaja, serta lansia). Ketiga, buruknya fungsi layanan kesehatan jiwa di masyarakat dan, keempat, terputusnya layanan kesehatan bagi orang dengan masalah jiwa dan peningkatan risiko kekambuhan.

Dr. Damar P. Susilaradzeya, Ph.D., mengatakan, “Kesehatan mental adalah kunci keberhasilan individu dalam kehidupan pribadi dan sosialnya. Mereka yang terpapar COVID-19, serta keluarganya, tenaga kesehatan, dan masyarakat umum dapat mengalami gangguan kesehatan jiwa yang berujung pada penurunan kapasitas dan produktivitas kerja. Ringkasan kebijakan tersebut dapat dilihat di https://sinergimahadataui.id/policy-brief/.

Di sisi lain, Wakil Rektor UI Bidang Riset dan Inovasi Prof. dr. salah nat. Abdul Haris mengapresiasi upaya para peneliti dan akademisi UI untuk melahirkan ide-ide yang bermanfaat bagi pemerintah dan masyarakat. “Kami telah melaporkan setidaknya 10 poin analisis yang telah kami kirimkan kepada pemerintah terkait strategi penanggulangan wabah COVID-19. UI berperan sebagai idea generator untuk memberikan beberapa rekomendasi kebijakan berdasarkan riset di bidang ini sebagai upaya untuk mendukung pemerintah dalam menerapkan strategi yang tepat untuk mengatasi dampak wabah COVID-19 di Indonesia,” katanya. Profesor Haris.

Kami biasanya merespons dalam waktu 24 jam, tidak termasuk akhir pekan. Semua email dijaga kerahasiaannya dan kami tidak membagikannya dengan cara apa pun. – Dengan ditutupnya sekolah dan ditiadakannya berbagai kegiatan penting, banyak anak muda yang kehilangan momen-momen penting dalam hidup mereka, serta momen sehari-hari seperti berbicara dengan teman dan berpartisipasi di sekolah mereka .

Perhatikan Kesehatan Mental Remaja Saat Pandemi Covid 19

Kaum muda menghadapi situasi baru ini tidak hanya dengan frustrasi, tetapi juga dengan kecemasan yang besar dan rasa terasing, mengingat perubahan dalam hidup mereka akibat wabah penyakit ini yang begitu cepat.

Menurut analisis data yang diberikan oleh UNICEF, 99 persen anak dan remaja dunia di bawah usia 18 tahun (2,34 miliar) tinggal di salah satu dari 186 negara dengan beberapa bentuk pembatasan pergerakan akibat COVID-19. 60 persen anak-anak tinggal di salah satu dari 82 negara yang tertutup total (7 persen) atau sebagian (53 persen)—yaitu 1,4 miliar anak muda .

Menurut sebuah studi tahun 2017 oleh Global Health Data Exchange, 27,3 juta orang di Indonesia memiliki masalah kesehatan mental. Artinya, satu dari sepuluh orang di negara ini mengalami gangguan jiwa.

Terkait data kesehatan mental anak muda di Indonesia tahun 2018, prevalensi gangguan mental dan emosional dengan gejala depresi dan kecemasan di kalangan anak muda di atas 15 tahun adalah 9,8%, meningkat dari tahun 2013 yang hanya 6% untuk gangguan mental dan emosional. masalah. masalah gejala depresi dan kecemasan pada anak muda di atas usia 15 tahun. Sedangkan prevalensi gangguan jiwa berat seperti skizofrenia mencapai 1,2 per seribu penduduk pada tahun 2013.

Komuniaksi #1: “membangun Sinergi Dalam Aspek Komunikasi Untuk Mewujudkan Kesehatan Mental Di Masa Pandemi”

Jika kesehatan mental remaja Anda tertekan, Anda mungkin melihat gejala seperti tampak lesu, nafsu makan menurun, gangguan tidur/sulit tidur, dan mudah tersinggung.

Hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesehatan mental remaja adalah dengan memberikan pemahaman kepada remaja bahwa kecemasan mereka adalah hal yang wajar. Kecemasan remaja adalah aktivitas normal dan sehat yang dapat membuat kita waspada terhadap ancaman dan membantu kita mengambil tindakan pencegahan.

Mencari informasi yang akurat dari sumber terpercaya, mengurangi permainan media sosial dan mengurangi menonton/menonton berita tentang virus corona juga dapat mengurangi kecemasan yang disebabkan oleh kaum muda. Orang tua dapat berteman dengan anak muda sebanyak mungkin. Berilah anak muda kesempatan untuk berbicara dengan orang tua mereka tentang hal-hal yang membuat mereka khawatir.

Tidak banyak bicara soal virus Corona dan tidak mencari selingan dengan aktivitas yang menyenangkan dan produktif diyakini bisa mengurangi kecemasan dan membuat anak muda tidak stres.

Jaga Kesehatan Jiwa Anak Dan Remaja Selama Masa Pandemi Covid 19

Izinkan remaja terhubung dengan teman untuk bersosialisasi, berbagi cerita, dan mengungkapkan perasaan mereka. Dengan cara ini Anda dapat menghilangkan kesepian anak muda selama wabah.

Bravo — Kamis, 5 Agustus 2021, mahasiswa PPL angkatan 2 Fakultas UIN Raden Fatah Palembang dipimpin oleh Dr. Emma Youdiani, M.Sc., Psikolog selaku Field Director, menyelenggarakan Webinar Negara Islam bekerjasama dengan UIN Imam Bonjol Padang dan UIN SUSKA Riau dengan topik “Kesehatan dan Kesehatan Mental Mahasiswa Di Era Adaptasi dan Inovasi. .”

Webinar ini dilaksanakan pada pagi hari pukul 08.00 WIB hingga selesai dan dibuka oleh Maya Rohma Andsriani sebagai perwakilan, dilanjutkan dengan lagu Indonesia Raya dan Mars UIN Raden Fatah, dilanjutkan dengan doa yang dipimpin oleh Muhammad Febrian Akbar. sebagai Chief Executive Officer. Dan webinar nasional ini dibuka secara resmi oleh Dekan Fakultas UIN Raden Fatah Palembang yaitu Dr. Zukhdiya, M.Ag.

Pembicara seminar pertama adalah Yuslenita Muda, S.Si., M.Sc., Ph.D., selaku Wakil Ketua Jurusan III UIN SUSKA Riau dengan informasi: Menjadi Mahasiswa Produktif Untung Selama Adaptasi Kondisi Baru . Tradisi, pembicara kedua adalah Vidya Sri Ardias, M.Sc., Psikolog sebagai Dosen Muslim UIN Imam Bonjol Padang dengan topik: Mendukung Kesehatan Mental Mahasiswa di Era Pandemi, pembicara ketiga adalah Dr. Emma Youdiani, M.Si., Psikologi, selaku Wakil Dekan I Fakultas Akademik dan Kelembagaan, dan Ketua Tema: Peran Islam dalam Meningkatkan Kesejahteraan Mahasiswa.

Diskusi Dosen Fitk 2021 Seri 7:

Seminar Nasional ini terbuka untuk umum dengan kesempatan e-certificate, ilmu bermanfaat, link dan undian berhadiah total Rp. 500.000 untuk 10 orang pemenang yang diikuti oleh peserta dari berbagai provinsi antara lain mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang, UIN Imam Bonjol Padang, UIN SUSKA Riau, Univ. Mahakarya Asia Baturaja, Poltekkes, UIGM, UNSRI, Univ. IBA, POLSRI, Politeknik Sekayu, Politeknik SDP Palembang, STIFI Bhakti Pertiwi Palembang, Univ. OKI Islam, Univ. Lampung, Universitas Muslim Indonesia juga dihadiri oleh siswa Man 2 Lubuk Linggau, SMAN 1 Lubuk Linggau. Jumlah peserta zoom adalah 170 orang.

Setelah orang dengan peralatan selesai menjelaskan informasi, para peserta merasa antusias, mengajukan pertanyaan dalam percakapan dan mengajukan pertanyaan langsung ke mikrofon. Peserta tampak berlomba-lomba untuk memenangkan hadiah dari website nasional ini, dilihat dari 10 pertanyaan teratas dari hadiah ini. Dalam beberapa soal, 10 besar pemenang adalah Lancey Agustin (Universitas Sriwijaya), Asha Musyaraffa (Universitas Negeri Susak Riau), Winky Azwandi (Universitas Negeri Raden Fatah), Noor Mutia Aysia (Universitas Negeri Susak Riau), Inka (Universitas Negeri Raden Fatah) ). Universitas). ), Rona Harwiza (UIN Suska Riau), Aldo Fakhreza (UIN Raden Fatah), Sayyidatu Nugraini (UIN Suska Riau), Septi Anggraini (UIN Raden Fatah), Muhammad Adib (UIN Raden Fatah). Para peserta yang mengikuti webinar merasa terbantu untuk mengatasi masalah selama wabah ini dan belajar banyak tentang kesehatan mental. Salah satu peserta webinar, Frisca Wahyuni, mahasiswi UIN Imam Bonjol Padang, menjawab: “Saya harap ada lagi webinar seperti ini tentang kesehatan mental.” Akreditasi nasional oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) dan dua Rumah Sakit Primaya telah mendapatkan akreditasi internasional oleh Joint Commission International (JCI).

Primaya Hospital mampu memberikan pelayanan medis yang komprehensif kepada Warga Negara Indonesia dan Warga Negara Asing (WNA). Primaya Hospital membantu pasien dengan metode pembayaran perorangan maupun jaminan perusahaan, asuransi atau BPJS. Primaya Hospital memberikan pelayanan dengan teknologi dan kualitas terbaik sesuai kebutuhan masyarakat. Primaya Hospital akan memberikan solusi bagi masyarakat.

Untuk memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat, Primaya Hospital Group berada di beberapa daerah dan kota besar di Indonesia dengan lokasi yang strategis.

Tips Menjaga Kesehatan Mental Selama Pandemi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You might also like