Kebijakan Pemerintah Pada Masa Reformasi

Kebijakan Pemerintah Pada Masa Reformasi – Reformasi adalah proses dimana kehidupan lama secara legal diganti dengan kehidupan baru menjadi lebih baik. Proses transisi menuju Indonesia baru dengan tatanan baru. Hasil dari perjuangan perubahan tidak dapat dicapai dalam waktu singkat, tetapi membutuhkan metode dan waktu. Padahal, hasil dari perubahan tersebut hanya dapat dicapai oleh bangsa Indonesia secara bertahap, sehingga diperlukan rencana reformasi untuk menentukan mana yang harus dilaksanakan terlebih dahulu.

Satu. Alasan politisnya adalah adanya KKN (korupsi, kerja sama, kolaborasi) dalam kehidupan pemerintahan, bukan rasa ketidakpercayaan terhadap pemerintah Orde Baru, yang di bawah Suharto penuh dengan hubungan kekuasaan Orde Baru dan korupsi yang meluas, yaitu kekuasaan. Di dalam. Pemerintahan tertutup, ada keinginan demokrasi dalam kehidupan bernegara dan mahasiswa menginginkan perubahan. B. Alasan ekonomi adalah krisis mata uang rupee, kenaikan harga barang-barang yang dibutuhkan masyarakat, sulitnya mendapatkan barang-barang yang diperlukan.

Kebijakan Pemerintah Pada Masa Reformasi

4 Situasi sosial, seperti kerusuhan 13 dan 14 Juni 1998, berdampak pada perekonomian. Sebagai masalah hukum, tidak ada keadilan dalam perlakuan hukum yang sama antara warga negara.

Pancasila Pada Masa Reformasi

Mengadili Soeharto dan kawan-kawan Mengubah UUD 1945 Menghilangkan dwiperan ABRI dalam sistem pemerintahan Mendukung supremasi hukum di Indonesia Mendukung pemerintahan yang terdiri dari unsur-unsur KKN f. Otonomi daerah seluas-luasnya

6 Kronologis Reformasi Menjelang sidang umum MPR Maret 1998, banyak tuntutan dari masyarakat dan mahasiswa yang menginginkan agar Presiden Soeharto tidak dicalonkan dan mencalonkan diri sebagai presiden. Pada pemilu 1997, Golkar kembali menang dan menominasikan Soeharto sebagai presiden. Keputusan Soeharto tidak berdampak baik bagi perekonomian Indonesia, bahkan berujung pada meningkatnya kekerasan dan gerakan mahasiswa satu demi satu untuk menyuarakan tuntutan gerakan reformasi. Pada Mei 1998, mahasiswa dari berbagai daerah mulai berdemonstrasi dan protes menuntut penurunan harga sembako, penghapusan KKN dan pengunduran diri kepresidenan Soeharto.

7 Hal ini mengakibatkan bentrokan dengan militer saat demonstrasi mahasiswa di Universitas Trishakti pada tanggal 12 Mei 1998, yang mengakibatkan empat mahasiswa ditembak mati, dan belasan lainnya luka-luka. Keempat mahasiswa yang meninggal itu kemudian dinobatkan sebagai pahlawan gerakan. Pada 8 Mei 1998, Moses Gatotkaka, seorang mahasiswa Yogyakarta, juga tewas dalam bentrokan dengan aparat keamanan saat demonstrasi ingin meninggalkan kantor Presiden Soeharto. Pertumpahan darah Krisis Trishakti mengakibatkan beberapa kerusuhan dan penjarahan di Jakarta dan sekitarnya pada tanggal 13–14 Mei 1998, sehingga aktivitas masyarakat terhenti.

8 Pasca peristiwa Trishakti dan kekerasan berat, sekelompok mahasiswa tetap tinggal di Jakarta dan mulai mengambil langkah besar. Ia memusatkan perhatiannya pada para wakil rakyat di DPR/MPR RI. Kemudian mahasiswa datang ke gedung DPR/MPR RI dan menuntut agar Sidang Istimewa (SI) MPR segera diadakan dan MPR dibubarkan dari Presiden Soeharto. Rombongan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi telah berdatangan menempati gedung DPR/MPR RI sejak 18 Mei lalu. Ditetapkannya SI MPR merupakan puncak dari keinginan para mahasiswa yang juga mewakili rakyat Indonesia untuk mencopot Soeharto dari kursi kepresidenan yang telah dipegangnya selama 32 tahun.

Kebijakan Bj Habibie Di Masa Reformasi (politik & Ekonomi)

9 Pada tanggal 19 Mei 1998, Presiden Soeharto mengundang sembilan pejabat pemerintah ke istana negara, yaitu Nurcholis Majid, Abdurrahman Wahid, Emha Ainun Nadjib, Ali Yafi, Malik Fajar, Choilil Badlawi, Sutrisno Muhammad, Maroof Ih Amin, Ahmed Badlawi. Mahendra, ada rencana membahas apa saja yang bisa dilakukan untuk menyelesaikan masalah negara. Dalam pertemuan itu disepakati pembentukan panitia yang disebut Komisi Reformasi yang tugasnya menyelesaikan undang-undang partai, undang-undang pemilu, undang-undang pembentukan dan kedudukan MPR/DPR dan DPRD, undang-undang antimonopoli. UU anti korupsi dll. Dalam rapat tersebut juga disepakati Presiden Soeharto menyusun kembali Kabinet Pembangunan VII dan mengganti nama kabinet tersebut menjadi Kabinet Reformasi.

Pukul 10 WIB, pertemuan perwakilan mahasiswa dengan pimpinan MPR/DPR berlangsung di lantai 3 gedung MPR/DPR. Dalam pertemuan tersebut mahasiswa melakukan aksi unjuk rasa pada Jumat 22, hari terakhir pengunduran diri Soeharto. Jika tak ada lagi yang benar, Senin, 25 Mei 1998, pimpinan DPR akan menyiapkan sidang khusus MPR. Puncak acara adalah pada tanggal 21 Mei di Gedung MPR/DPR, ketika Presiden Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Presiden Republik Indonesia. Disaksikan oleh Presiden dan anggota Mahkamah Agung di Ruang Kredensial Istana Negara di Jakarta, Soeharto menyelesaikan masa jabatannya sebagai Presiden selama 32 tahun.

11 Surat pengunduran diri Soeharto berjudul “Pernyataan Pemberhentian sebagai Presiden Republik Indonesia” yang ditulis oleh Yusril Ihza Mahendra. Menurut Pasal 8 UUD 1945, “Jika Presiden meninggal dunia, mengundurkan diri, diberhentikan, atau lalai menjalankan tugas-tugasnya selama menjabat, ia akan meneruskannya sampai habis masa jabatannya.” digantikan oleh Wakil Presiden.” Maka setelah Soeharto lengser, Mahkamah Agung kemudian mengangkat Wakil Presiden Bakhruddin Jusuf Habibie sebagai Presiden Republik Indonesia yang baru. Sejak saat itu, B. Habibie, Presiden ketiga Republik Indonesia, berkuasa pada 21 Mei. , 1998. Jatuhnya Soeharto mengakhiri pemerintahan Orde Baru yang telah berkuasa selama 32 tahun.

Kami mengumpulkan data pengguna dan membaginya dengan pemroses agar situs web ini berfungsi. Untuk menggunakan situs web ini, Anda harus menyetujui Kebijakan Privasi kami, termasuk Kebijakan Cookie. Bakhruddin Jusuf Habibie yang saat itu menjabat sebagai wakil presiden menghadapi tugas utama untuk tetap menggantikan Presiden Soeharto yang mengundurkan diri pada 20 Mei 1998. Sekolah: a. Perekonomian berantakan, sehingga orang tidak mempercayai pemerintah.

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi

Untuk mengatasi krisis ekonomi, pemerintahan BJ Habibi membuat banyak kebijakan penting. Di bidang keuangan, dimulai dengan pengendalian jumlah uang beredar, menaikkan suku bunga Sertifikat BI menjadi 70%, dan membentuk bank sentral yang mandiri. Di sektor perbankan, obligasi sebesar Rp. 650 triliun untuk melunasi bank, menutup 38 bank dan mengambil alih 7 bank. Di bidang keuangan, beberapa proyek infrastruktur telah dibatalkan, serta perlakuan khusus untuk kendaraan negara, dan pendanaan untuk program jaring pengaman sosial. Sedangkan di sektor korporasi, dilakukan restrukturisasi utang swasta melalui program Badan Penyehatan Hutang Indonesia (INDRA) dan Prakarsa Jakarta, serta menghentikan proses merger yang dilakukan Bulog dan Pertamina.

Di tengah situasi politik, hukum, dan keamanan saat itu, pemerintah harus segera mengambil keputusan, meski dengan risiko yang sangat besar. “Situasinya tidak terduga. Saat itu situasi di Indonesia tidak menentu,” kenang Habibie. “Bisa naik bisa turun. Risikonya tinggi, biayanya tinggi. Cara berpikir saya harus bekerja untuk semua orang. Dalam hal ini saya melihat kira-kira (rata-rata),” ujarnya.

Jelas, tindakan cepat pemerintah saat itu membuahkan hasil. Setahun kemudian, reformasi ekonomi yang diterapkan saat itu membawa banyak konsekuensi, antara lain terdepresiasinya nilai tukar rupiah dari Rp ke dolar AS. 7.000 menjadi Rp. 17.000. Namun di sisi lain pertumbuhan ekonomi tampak menunjukkan perbaikan dari sebelumnya -13% menjadi 2%, tingkat inflasi berhasil diturunkan dari 77,6% menjadi 2%. Kebebasan berekspresi dan berpendapat mulai berjalan. Proses pemberantasan korupsi sudah dimulai, meski masih banyak kendala. Persaingan ekonomi semakin terbuka di berbagai sektor perekonomian. Saatnya bebas (sampai-sampai meminta biaya perjalanan pun gratis). Daerah dapat meningkatkan komunitasnya. Kebebasan pers dijamin.

Anomali dan praktik lanjutan dari Panchsheel dan konstitusi 1945 bukanlah pertanda baik dalam politik, ekonomi, dan hukum. Kebebasan pers dibungkam demokrasi tidak berjalan

Kebijakan Pemerintah Reformasi Pada Masa Pemerintahan Gus Dur Bidang

Masalah politik, dilihat dari sudut pandang kekuasaan yang dikuasai oleh kelompok lain. Krisis ekonomi penuh dengan kapitalis sementara lingkungan ekonomi tidak bisa berkembang. Masalah hukum, penerapan hukum hanya berlaku untuk golongan bawah tetapi hukum bisa dibuat untuk golongan atas.

Depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar mengurangi pasokan bahan makanan pokok dalam negeri Banyaknya pinjaman ke sektor swasta yang harus ditanggung oleh kondisi perbankan negara yang buruk akibat banyaknya KKN. Pola kredit macet yang terpusat dalam perekonomian yang berdampak pada pertumbuhan dan kemakmuran daerah

Suharto menjadi Presiden Republik Indonesia ( ) Tuntutan reformasi 1 Hapus undang-undang baru dan Golkar 2 Hapus KKN 3 Hapus dua fungsi ABRI 4 Dukung hukum, hak asasi manusia dan demokrasi.

7 Tragedi Trishakti 12 November 1998 17.00 WIB Aksi Damai Mahasiswa Trishakti di Gedung MPR/DPR blok ABRI  Mahasiswa kemudian tertib ke kampus tetapi oknum bernama Masood menghasut massa  Menimbulkan kericuhan

Politik Dan Kebijakan Pendidikan Era Reformasi

Pada tanggal 14 Mei 1998, karena desakan dan tuntutan dari mahasiswa dan masyarakat, serikat mahasiswa berhasil masuk ke gedung MPR/DPR. Pada tanggal 21 Mei 1998, Presiden Soeharto mengundurkan diri dan mengangkat BJ. Habibie menjadi Presiden.

Agenda pemerintahan Habibie BJ Habibie – Presiden B.J. Habibie membentuk kabinet yang disebut Kabinet Reformasi Pembangunan. – Amnesti diberikan dan kebebasan berekspresi muncul – Pelaksanaan hak asasi manusia dijamin di Indonesia. Mengeluarkan perintah untuk membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF). – Penyelesaian krisis Timor Timur – Penyelidikan aset Soeharto dan rekan-rekannya.

Pemisahan POLRI dari ABRI Mengurangi kehadiran ABRI di DPR. Kurangnya kelompok ABRI di DPR, penghapusan ikatan dengan DPRD I/II Golkar dan partai politik lainnya Komitmen dan ketidakberpihakan ABRI dalam pemilu.

12 Pemilu 1999 (7 ​​Juni 1999) Pemilu oleh 48 partai politik dengan prinsip LUBER (Langsung, Umum, Mandiri dan Rahasia) Pemenang: PDI Perjuangan Golkar PKB PPP PAN

Masa Pemerintahan Gus Dur: Ekonomi Hadapi Tantangan

Ketidakpuasan terhadap hasil referendum Timor Timur menyebabkan penarikan Timor Timur dari Indonesia. Pidato pertanggungjawaban Habibie di sidang umum MPR ditolak karena pemerintahan Habibie dianggap bagian dari orde baru. Habibie mengumumkan pengunduran dirinya dari kursi kepresidenan pada 20 Oktober 1999.

Gerakan politik bersama Amin Rais dan Poros Tengah (Parpol Islam) berhasil mengalahkan Megawati dan menjadikan Gus Durr sebagai Presiden Indonesia. Pada tanggal 23 Juli 2001, sebuah rapat khusus menyerukan pemecatannya dari jabatan.

15 Dokumen Gus Dur Persetujuan Perayaan Imlek Meminta Pembatalan TAP MPR Pelanggaran Marxisme-Leninisme Bepergian ke luar negeri dengan tujuan meningkatkan citra Indonesia di mata dunia sekaligus membuka peluang kerjasama dengan negara lain.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You might also like