Jumlah Provinsi Di Pulau Sumatera

Jumlah Provinsi Di Pulau Sumatera – Indonesia memiliki 37 provinsi dan ibukotanya, pulau Papua, dan ada 3 provinsi baru

Peta Indonesia – 37 Provinsi di Indonesia dan Ibukotanya Pulau Papua, 3 Provinsi Baru Berdasarkan Hasil Sidang ke-26 DPR RI di Jakarta pada 30 Juni 2022.

Jumlah Provinsi Di Pulau Sumatera

DPR RI pada Kamis (30/06/2022) menyetujui tiga provinsi baru, yakni Papua Selatan, Papua Tengah, dan Dataran Tinggi Papua.

Nama Provinsi Dan Kabupaten Di Indonesia

II Panitia DPR RI Presiden Ahmad Doli Kurnia Tandjung mengatakan, pemekaran Papua bertujuan untuk mempercepat pembangunan yang layak, mempercepat peningkatan pelayanan publik, mempercepat kemakmuran rakyat dan memudahkan pemekaran Papua. martabat warga Papua – mengutip website DPR RI.

Menurut Doli, pemerintah fokus pada politik, administrasi, hukum, kesatuan budaya, kesetaraan sumber daya manusia, infrastruktur dasar, kekuatan ekonomi, pembangunan masa depan dan aspirasi rakyat Papua.

DPR RI mengesahkan tiga RUU pemekaran Provinsi Papua, yakni RUU Pembentukan Provinsi Papua Bagian Selatan, RUU Pembentukan Provinsi Papua Tengah dan RUU Pembentukan Provinsi Papua . Papua. UU Provinsi Pegunungan.

Dalam penyusunan ketiga RUU itu, juga ditetapkan ibu kota masing-masing provinsi, yakni Provinsi Papua Selatan dan Kota Merauke, Provinsi Papua Tengah dan Kota Nabire, serta Provinsi Dataran Tinggi Papua dan ibu kota Jaya Wijaya.

Daftar Kabupaten Dan Kota Di Indonesia

37 provinsi baru beserta kepala-kepalanya

Dijual Rumah Baru di Bubulak Kota Bogor, Dekat Terminal Bubulak, Transmart Yasmin, Lotte Grosir – Kota Bogor IDR 490.000.000 Jawa Barat, Kota Bogor, Provinsi Sumatera Barat, Secara Astronomi 0o 54’LU dan 3o 30’LS dan antara 98o 36′ – 101o 53 ‘ timur. Sumatera Barat terletak di bagian barat pulau Sumatera, luasnya 42,01 ribu km2. Provinsi Sumatera Barat berbatasan dengan Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Riau, Provinsi Jambi, Provinsi Bengkulu dan Samudera Hindia.

Provinsi Sumatera Barat memiliki 19 kabupaten/kota. Wilayah Kepulauan Mentawai merupakan yang terluas yaitu 6,01 ribu km2 atau 14,31% dari luas wilayah provinsi Sumatera Barat. Saat ini memiliki luas wilayah terkecil kota Padang Panjang, 23,0 km2 (0,05%). Provinsi Sumatera Barat terdiri dari 218 pulau yang tersebar di 7 kabupaten/kota yaitu Kab. Kepulauan Mentawai (113 pulau), Kab. Pesisir Selatan (48 pulau), Kab. Padang Pariaman (1 pulau), Kab. Agam (2 pulau), Kab. Pasaman Barat (26 pulau), Kota Padang (21 pulau), Kota Pariaman (4 pulau) dan Provinsi Sumatera Barat (3 pulau).

Pada tahun 2021 suhu udara rata-rata di Provinsi Sumatera Barat 19,4 OC-35,1 OC, kelembaban rata-rata 81,3%. 665,3 mb – pada tekanan angin 1.015,7 mb dan kecepatan angin rata-rata 2,1 knot. Di Stasiun Meteorologi Pasifik, curah hujan terbanyak terjadi pada bulan Desember tahun 2021, yaitu sebesar 679,5 mm3.

Peta Pulau Sumatera

Nilai indeks kualitas udara (AQI) di Provinsi Sumatera Barat mengalami penurunan pada tahun 2021. Pada tahun 2021, KPI Provinsi Sumbar sebesar 90,22 atau turun sebesar 0,17 persen. Semakin tinggi nilai KPI, semakin baik kualitas udaranya. Menurut KPI, nilai Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) provinsi Sumbar juga mengalami penurunan pada tahun 2020, dari 79,33 menjadi 73,58 pada tahun 2021.

Berdasarkan hasil prakiraan penduduk sementara 2020-2023 (pertengahan tahun/Juni), jumlah penduduk Sumbar pada tahun 2021 sebanyak 5,58 juta jiwa, meliputi 2,81 juta laki-laki dan 2,77 juta perempuan, dengan rasio 101,47. sensus) jumlah penduduk bertambah menjadi kurang lebih 45,76 ribu jiwa. Kepadatan penduduk Sumatera Barat pada tahun 2021 adalah 133 jiwa/km2. Kepadatan penduduk tertinggi berada di Kota Bukittinggi sebesar 4.817 jiwa/km2, sedangkan terendah berada di Kepulauan Mentawai sekitar 15 jiwa/km2.

Proporsi penduduk usia kerja (15-64 tahun) sebesar 68,08 persen. Sedangkan sisanya 31,92 persen termasuk penduduk usia lanjut yang tidak produktif, 25,05 persen usia 0-14 tahun, dan 6,87 persen usia di atas 65 tahun. Dengan struktur umur tersebut, Sumatera Barat masih tersedia untuk bonus penduduk. Saat ini proporsi lansia atau lanjut usia (berusia 60 tahun ke atas) sebesar 10,81 persen. Ditinjau dari segi lapangan kerja, penduduk terbagi menjadi dua kelompok, yaitu penduduk yang bekerja dan penduduk yang menganggur. Penduduk usia kerja adalah penduduk yang berumur lebih dari 15 tahun. Pada tahun 2021, penduduk usia kerja Sumbar mencapai 4,08 juta orang. Dari penduduk usia kerja tersebut, 2,77 juta orang bekerja, 2,58 juta orang bekerja, dan 179,95 ribu orang menganggur. Jumlah bukan pekerja mencapai 1,32 juta orang, yang terdiri dari 385,92 ribu orang bersekolah, 723,07 ribu pembantu rumah tangga, dan 207,25 ribu lainnya. Total angkatan kerja pada 2021 masih didominasi laki-laki mencapai 1,63 juta dengan 80,67 persen TPAK dan 1,13 juta perempuan (55,04 persen TPAK). Sebaliknya, tingkat pengangguran sebagian besar perempuan adalah 926,21 ribu, dan jumlah laki-laki hanya 390,02 ribu. Jumlah pengangguran terbuka mencapai 179,95 ribu orang pada Agustus 2021 (dengan tingkat pengangguran terbuka 6,52 persen). Untuk pria, TPT tercatat 6,20 persen, dan untuk wanita, TPT tercatat 6,97 persen. Jumlah penduduk yang bekerja akan mencapai 2,58 juta orang pada tahun 2021. Jumlah pekerja laki-laki mencapai 1,53 juta orang dan 1,05 juta perempuan. Jika berdasarkan kelompok umur pada tahun 2021 mayoritas pegawai di Sumbar berusia 30-34 tahun, tercatat sebanyak 332,80 ribu orang, terdiri dari 204,73 ribu pekerja laki-laki dan 128,06 ribu pekerja perempuan.

Menurut lapangan kerja utama, jumlah penduduk yang bekerja di bidang pertanian, kehutanan dan perikanan masih cukup besar yaitu 895,67 ribu orang. Sektor terbesar kedua adalah perdagangan grosir dan eceran; Bengkel mobil dan sepeda motor tercatat sebanyak 514,51 ribu orang. Pada tahun 2021, dilihat dari jumlah jam kerja karyawan, 1,39 juta orang memiliki lebih dari 35 jam di tempat kerja utamanya. Dari segi status kepegawaian, Sumbar masih didominasi oleh pegawai berstatus pegawai/pegawai/pegawai (556,20 ribu orang), diikuti oleh yang berstatus wiraswasta, yang dibantu oleh buruh tidak tetap/buruh tidak dibayar. 469,14 ribu orang. Status pekerja dan pekerja non-pertanian adalah yang terendah saat itu, dengan hanya 99,32 ribu orang.Indonesia adalah rumah bagi pulau terbesar keenam di dunia, dengan luas 473.481 km². Populasi negara ini sekitar 57.940.351 (sensus 2018). Pulau ini juga dikenal dengan nama lain yaitu Pulau Percha, Andalas atau Suwarnadwipa (Sansekerta, berarti “pulau emas”). Pada prasasti tahun 1286 di Padang Roco, kata swarnnabhūmi (Sansekerta, “tanah emas”) dan bhūmi mālayu (“tanah air”) diukir untuk melambangkan pulau ini. Selain itu, teks Negarakertagama abad ke-14 juga menyebutkan “Bumi Malayu” (Melayu) untuk pulau ini.

Ekspedisi Tujuan Sumatera Termurah

Asal usul nama Sumatera berasal dari keberadaan kerajaan Samudra (di pantai timur Aceh). Dari kunjungannya pada tahun 1345, Ibnu Battuta, seorang pengikut Maroko, melafalkan kata Samudra sebagai Shumathra,

Kemudian menjadi Sumatra, dan kemudian nama ini ditulis di peta yang dibuat oleh Portugis pada abad ke-16 untuk dikirim ke pulau ini yang masih dikenal luas.

Nama asli Sumatera yang tercatat dalam sejarah dan cerita rakyat adalah “Pulau Emas”. Kata Pulau Ameh (bahasa Minangkabau artinya pulau emas) ditemukan dalam sejarah Cindua Mato di Minangkabau. Dalam cerita rakyat Lampung, nama Tanoh Mas melambangkan Pulau Sumatera. Seorang musafir Tionghoa bernama I-tsing (634-713) tinggal di Sriwijaya (sekarang Palembang) selama bertahun-tahun pada abad ke-7 dan menyebut Sumatra chin-chou, artinya “tanah emas”.

Dalam berbagai prasasti, Sumatera disebut dalam bahasa Sansekerta sebagai Suwarnadwipa (“pulau emas”) atau Suwarnabhumi (“tanah emas”). Nama-nama ini digunakan sebelum Kristus dalam literatur India. Salah satu teks Buddhis tertua, Kitab Jataka menceritakan kisah para pelaut India yang menyeberangi Teluk Benggala menuju Suwarnabhumi. Dalam cerita Ramayana, dikisahkan pencarian Dewi Sinta istri Rama yang diculik Rahwana berujung pada Suwarnadwipa.

Jumlah Pulau Di Indonesia Serta Penjelasan Sejarah, Letak, Dan Luasnya

Pemburu Arab menyebut Sumatera “Serendib” (lit. “Suwarandib”), terjemahan dari nama Suwarnadwipa. Abu Raihan Al-Biruni, ahli geografi Persia yang berkunjung ke Sriwijaya pada tahun 1030, mengatakan bahwa tanah Sriwijaya berada di pulau Suwarandib. Namun ada orang yang mengidentikkan Serendib dengan Sri Lanka, bukan disebut Suwarnadwipa.

Orang Yunani kuno menyebut Sumatra Taprobana. Nama Taprobana Insula digunakan oleh ahli geografi Yunani abad kedua Masehi Claudius Ptolemy pada tahun 165 ketika dia menggambarkan wilayah Asia Selatan dalam Hipotesis Geografisnya. Ptolemeus menulis bahwa tanah Barousai berada di pulau Taprobana. Barus mungkin adalah sebuah negeri di sisi barat Sumatera yang dikenal sebagai penghasil kapur barus sejak zaman dahulu.

Teks Yunani tahun 70-an, Periplous tes Erythras Thalasses, menunjukkan bahwa Taprobana disebut chryse nesos, yang berarti “pulau emas”. Sejak zaman dahulu kala, para pedagang dari sekitar Samudera Pasifik telah berdatangan ke pulau ini, khususnya Sumatera. Selain mencari emas, mereka juga mencari kemenyan (Styrax sumatrana) dan kapur barus (Dryobalanops aromatica).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You might also like