Jumlah Provinsi Di Pulau Sulawesi

Jumlah Provinsi Di Pulau Sulawesi – Provinsi Sulawesi Tengah merupakan provinsi yang melintasi garis khatulistiwa dan membentang di wilayah Kabupaten Sigi. Ibukota Provinsi Sulawesi Tengah adalah Kota Palu. Provinsi Sulawesi Tengah terletak pada 2°22’LU, 3°48’LS dan 124°22’BT. Wilayah ini ditetapkan menurut UU No. 13 Tahun 1964 tentang Pembentukan Provinsi Sulawesi Tengah, maka tahun tersebut ditetapkan sebagai hari jadi Provinsi Sulawesi Tengah, tepatnya pada tanggal 13 April 1964.

. Secara administratif, Provinsi Sulawesi Tengah terbagi menjadi 11 kabupaten/kota, 154 kecamatan, dan 1.778 desa. Berdasarkan data Kabupaten Morowali Utara memiliki luas wilayah terluas yaitu 10.004,28 km2

Jumlah Provinsi Di Pulau Sulawesi

Berdasarkan letak wilayahnya, topografi Provinsi Sulawesi Tengah berupa daerah pegunungan, dataran tinggi, dataran rendah, lembah dan pantai. Berikut adalah sebaran wilayah berdasarkan tinggi muka air laut:

Suku Yang Mendiami Di Pulau Sulawesi Beserta Penjelasannya Lengkap

Berdasarkan sensus tahun 2020, jumlah penduduk provinsi Sulawesi Tengah mencapai 2.985.734 jiwa, hasil ini meningkat 350.000 dari hasil sensus sebelumnya. Pertumbuhan penduduk berdasarkan sensus tahun 2020 yaitu sekitar 1,22% dari hasil sensus sebelumnya. Terjadi penurunan jumlah penduduk dibandingkan periode 2000-2010 sebesar 2,46% dan terjadi perlambatan jumlah penduduk pada periode 2010-2020 dibandingkan tahun 1971-1980.

Kemudian dilihat dari pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan tiap kabupaten/kota tahun 2010-2020, terdapat 5 kabupaten/kota yang memiliki laju pertumbuhan lebih besar dari data laju pertumbuhan wilayah. Sedangkan selebihnya tumbuh di bawah 1,22%, dan terdapat 5 kabupaten/kota yang mengalami pertumbuhan di bawah 1%. Dimana Kabupaten Morowali memiliki pertumbuhan tertinggi yaitu sekitar 4,54%. Sedangkan Kabupaten Parigi Moutong merupakan daerah dengan laju pertumbuhan terkecil, yaitu sekitar 0,6% pada periode 2010-2020.

Distribusi penduduk dapat digunakan untuk melihat daerah mana yang memiliki kepadatan penduduk tertinggi dan terendah. Berdasarkan hasil sensus tahun 2020 dengan luas wilayah 61.841,29 km2

Kabupaten Parigi Mautong merupakan daerah dengan jumlah penduduk terbanyak yaitu sekitar 440.015 jiwa atau setara dengan 14,74% dari total jumlah penduduk provinsi tersebut. Sedangkan wilayah dengan jumlah penduduk terkecil berada di Kabupaten Banggai Laut dengan jumlah 70.435 jiwa atau setara dengan 2,36% dari total jumlah penduduk. Dari segi kepadatan penduduk, Kota Palu merupakan daerah dengan kepadatan penduduk yang tinggi yaitu 944,71 jiwa/km.

Peta Sulawesi Barat Lengkap Terbaru Gambar Ukuran Besar Hd

Penduduk asli Provinsi Sulawesi Tengah terdiri dari 19 suku termasuk suku Kulawi di Kab. Sigi, Kebudayaan Etnis di Kab. Poso, suku Mori di Kab. Morowali, dan sebagainya. Selain penduduk asli, Provinsi Sulawesi Tengah juga dihuni oleh para transmigran seperti dari pulau Bali, Jawa, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Suku pendatang yang juga mendiami wilayah Provinsi Sulawesi Tengah adalah suku Mandar, Bugis, Makassar dan Toraja, serta suku-suku lain di Indonesia sejak awal abad ke-19 dan saat ini sedang menyatu.

Secara keseluruhan, penduduk Provinsi Sulawesi Tengah sebagian besar beragama Islam. Pada sensus 2015, 76,37% penduduk memeluk Islam, 16,58% Kristen Protestan, 4,45% Hindu, 1,85% Katolik, dan 0,74% Buddha.

Pada tahun 2020 Provinsi Sulawesi Tengah mengalami bencana alam antara lain gempa bumi 1 kali di Kabupaten Sigi, banjir 31 kali di 8 Kabupaten, 1 kejadian angin puting beliung di Kabupaten Parigi Moutong. Hal ini mengakibatkan 9 korban luka-luka akibat gempa, 43.774 korban mengungsi akibat banjir, 20 korban mengungsi akibat angin topan, dll. Hal ini menyebabkan 194 rumah rusak berat, 118 rumah rusak sedang, 264 rumah rusak ringan dan 4.703 rumah terendam banjir. Hal ini menjadi salah satu alasan Pemerintah Provinsi memberikan bantuan sosial salah satunya bantuan sembako sebesar Rp44.396.400.000 untuk 221.982 Keluarga Penerima Manfaat (KPM).

Rumah merupakan salah satu kebutuhan terpenting setelah sandang dan pangan bagi manusia. Rumah memiliki pengaruh terhadap karakter dan kepribadian, serta merupakan faktor penting dalam produktivitas kerja manusia. Rumah juga dapat mendukung upaya pembangunan ekonomi masyarakat. Masalah terkait perumahan juga menjadi masalah di Provinsi Sulawesi Tengah. Masalah ini terkait dengan jumlah atau kualitas/kondisi perumahan yang ada di Provinsi Sulawesi Tengah. Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2019, terdapat 7.050 rumah tangga yang tersebar di perkotaan dan perdesaan di Provinsi Sulawesi Tengah.

Profil Pkp Provinsi Sulawesi Tenggara

Kapita, memiliki kualitas bangunan yang baik, berada di lingkungan yang bersih dan bebas polusi, serta memiliki pengaturan ventilasi udara dan sinar matahari yang memadai. Pada tahun 2019, luas lantai per kepala penduduk Provinsi Sulawesi Tengah lebih dari 8 m

Jenis material yang digunakan sebagai atap merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk menunjukkan kualitas sebuah rumah. Atap berfungsi untuk melindungi secara langsung dari cuaca yang tidak diinginkan seperti panas dan hujan. Salah satu syarat rumah yang bisa ditinggali adalah rumah yang menggunakan atap yang tidak mudah bocor. Jenis atap yang digunakan di Provinsi Sulawesi Tengah umumnya seng dengan persentase 83,7%.

Penggunaan dinding dapat dikatakan memenuhi kebutuhan rumah yang layak huni jika dinding tidak lembab dan tahan angin. Oleh karena itu, jenis dinding yang memenuhi kebutuhan rumah layak huni adalah dinding. Jenis tembok yang dominan digunakan di Provinsi Sulawesi Tengah adalah tembok dengan persentase 53%.

Air merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia. Rata-rata orang membutuhkan sekitar 1,5 liter atau 8 gelas air minum sehari. Artinya semakin banyak orang yang tinggal di suatu rumah, maka kebutuhan air di dalam rumah tersebut akan semakin meningkat. Itulah mengapa penting untuk menyediakan air minum yang cukup untuk setiap rumah tangga. Untuk memenuhi kebutuhan air minum terdapat berbagai sumber antara lain air kemasan/isi ulang, pipa, pompa, mata air dan sumur terlindung. Air kemasan merupakan sumber air minum yang dominan di Provinsi Sulawesi Tengah

Gambar Peta Indonesia Dilengkapi Nama 38 Provinsi

Air minum yang layak adalah air minum dengan kualitas baik dan paling sedikit berjarak 10 meter dari tempat pembuangan sampah dan/atau terlindung dari pencemaran lainnya, antara lain air ledeng, pipa umum, sumur bor/pompa, mata air terlindung, mata air terlindung, dan air hujan. Indikator kecukupan air ini didasarkan pada konsep air minum yang berkelanjutan, oleh karena itu indikator kecukupan air minum ini tidak hanya digunakan untuk minum, tetapi juga air yang digunakan untuk mandi, mencuci, dan lain-lain.

Ketersediaan tempat buang air besar dibagi menjadi 4 kategori, yaitu private, shared, public, dan lain-lain. Ketersediaan tempat untuk buang air besar merupakan salah satu hal penting dalam mewujudkan rumah yang layak huni. Hal ini menjamin peningkatan hidup sehat bagi masyarakat. Berdasarkan data BPS Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2019, mayoritas penduduk menggunakan jamban sendiri dengan persentase 70,72%, meningkat 4,34% dibandingkan tahun 2018.

Permukiman kumuh saat ini menjadi masalah bagi setiap negara di dunia, terutama di negara berkembang seperti Indonesia. Berdasarkan UU No. 1 Tahun 2011 tentang permukiman kumuh PKP adalah permukiman tidak layak huni yang ditandai dengan penyimpangan konstruksi, kepadatan bangunan tinggi, dan kualitas bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi persyaratan. Menurut BPS, kriteria dan indikator kawasan kumuh didasarkan pada kepadatan penduduk, perencanaan bangunan, konstruksi bangunan, ventilasi bangunan, jalan, sistem drainase, toilet, frekuensi pengumpulan sampah, cara pembuangan sampah, dan lampu jalan[2].

Berdasarkan data Kementerian PUPR, total kawasan kumuh berdasarkan SK di Kabupaten/Kota sekitar 4.964,76 Ha di Provinsi Sulawesi Selatan[3]. Untuk Kabupaten Sigi dan Kabupaten Morowali Utara tidak ada data kawasan kumuh. Luas kawasan kumuh yang dikelola dari tahun 2015-2018 mencapai 22.539 Ha.

Suku Yang Mendiami Daerah Sulawesi Serta Penjelasannya

Salah satu kebutuhan pokok sebuah keluarga adalah rumah. Mayoritas status kepemilikan rumah di Provinsi Sulawesi Tengah adalah milik sendiri yaitu sebesar 88,22%, persentase ini menurun sekitar 0,01% dari tahun 2018.

Perumahan merupakan salah satu indikator yang digunakan pemerintah dalam kaitannya dengan sektor perumahan untuk mengukur jumlah kebutuhan rumah di Indonesia.

Menurut Peraturan Menteri PUPR No. 07/PRT/M/2018 tentang Bantuan Insentif Perumahan Wiraswasta, Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) adalah rumah yang tidak memenuhi persyaratan keamanan bangunan, kecukupan minimal luas bangunan, dan kesehatan penghuninya. Adapun kelayakan rumah tinggal dapat diukur dari 2 aspek yaitu 1) kualitas fisik rumah dan 2) kualitas fasilitas perumahan.

RTLH juga menjadi masalah lain selain permukiman liar di Provinsi Sulawesi Tengah. Jumlah RTLH mencapai 31,35% dari total jumlah rumah di Provinsi Sulawesi Tengah. Kota Palu merupakan kota dengan RTLH terbanyak yaitu 37.470 rumah sedangkan Kabupaten Poso merupakan wilayah dengan RTLH terkecil yaitu 5.627 rumah dari total jumlah rumah yang ada.

Topografi Sulawesi Utara Topografi Sulawesi Utara

Untuk mengatasi permasalahan RTLH di Provinsi Sulawesi Tengah, Kementerian PUPR memberikan sejumlah bantuan kepada rumah tangga yang memiliki RTLH. Dengan bantuan ini diharapkan masyarakat yang sebelumnya tidak memiliki tempat tinggal yang layak menjadi lebih mampu untuk hidup. Jumlah rumah tangga penerima bantuan sejak tahun 2017 hingga 2020 di Provinsi Sulawesi Tengah mencapai 20.629 rumah tangga.

Kemiskinan masih menjadi masalah di Provinsi Sulawesi Tengah. Meskipun terjadi penurunan persentase dari 14,01% dari Maret 2018 ke Maret 2020 menjadi 12,92%, pada September 2020 kembali terjadi peningkatan menjadi 13,06%. Hal ini jelas menjadi masalah karena angka kemiskinan di wilayah Sulawesi Tengah lebih besar dari data nasional yaitu sekitar 9,66% pada tahun 2018.

Berdasarkan data tersebut, jumlah penduduk miskin lebih banyak berada di perdesaan yaitu 316.310 orang. Sedangkan untuk persentase penduduk miskin, perdesaan mengalami penurunan pada periode Maret 2020, namun kembali meningkat pada periode September 2020. Hal ini juga terjadi pada penduduk perkotaan yang juga mengalami peningkatan persentase dan jumlah penduduk miskin. . orang selama September 2020.

Berdasarkan data ini, daerah dengan penduduk miskin

Dinamika Penduduk Interactive Activity

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You might also like