Dampak Sampah Terhadap Manusia Dan Lingkungan

Dampak Sampah Terhadap Manusia Dan Lingkungan – Kesehatan lingkungan merupakan hal yang harus diperhatikan oleh semua kalangan, termasuk masyarakat. Penyebaran sampah plastik semakin meningkat di berbagai tempat seperti Indonesia.

Tingginya permintaan kemasan plastik saat ini membuat pemasok produk sangat bergantung pada kemasan jenis ini. Selain murah dan kuat, plastik sangat mudah ditemukan dan bisa dibentuk sedemikian rupa.

Dampak Sampah Terhadap Manusia Dan Lingkungan

Alasan lainnya adalah plastik memiliki bobot yang cukup ringan dan daya tahan yang tinggi, sehingga tidak heran jika banyak produsen kemasan yang sangat tertarik untuk memilih bahan yang sama untuk dijadikan bahan dasar kemasan.

Dampak Sampah Plastik Terhadap Tanah Dan Lingkungan

Tapi dengan banyaknya produk yang dijual ya, dan banyak selimut plastik yang disebar di berbagai tempat. Dampak negatif sampah plastik disumbang oleh kurangnya pendidikan masyarakat tentang pentingnya daur ulang atau pembuangan dan pemilahan sampah.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton per tahun. Dari jumlah itu, sekitar 3,2 juta ton merupakan sampah plastik yang berakhir di lautan. Sedangkan 10 miliar kantong plastik dibuang ke lingkungan setiap tahun atau 85.000 ton kantong plastik [1].

Data Geotimes tahun 2016 menyebutkan sampah di Jakarta mencapai 6.500 ton per hari, dan 13% dari sampah tersebut adalah sampah plastik.

Di Bali jumlahnya mencapai 10.725 ton per hari, sedangkan di Palembang jumlahnya meningkat pesat dari 700 ton per hari menjadi 1.200 ton. Angka tersebut menempatkan Indonesia di urutan kedua sebagai negara dengan polusi plastik terbanyak di laut, setelah China [1].

Waspada, Sampah Plastik Mengancam Ekosistem Laut Ternate

Belum selesai, angka ini meningkat dibandingkan impor sampah plastik dari negara lain pada 2018 menjadi 320 ribu ton, meningkat 150% dibandingkan tahun sebelumnya.

Dampaknya polusi di Indonesia akan meningkat dan kualitas lingkungan akan terganggu. Menurut Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), 100 toko anggota Aprindo setiap tahunnya menghasilkan 10,95 juta sampah plastik atau setara dengan 65,7 hektar kantong plastik [1].

Jumlah ini bisa diukur 60 kali lebih besar dari luas lapangan sepak bola. Oleh karena itu, Aprindo sangat mendukung langkah pemerintah untuk mengurangi sampah plastik dengan memperkenalkan kantong plastik berbayar.

Daerah lain yang telah menerapkan kebijakan kantong plastik antara lain DKI Jakarta, diikuti banyak daerah seperti Bekasi, Bogor, Semarang, Sukabumi, dll. [1].

Peningkatan Sampah Plastik Dari Belanja Online Dan Delivery Selama Psbb

Sampah plastik memang terlihat sederhana dan tidak berarti jika bercermin pada satu buah saja, namun kenyataannya jumlah sampah plastik tersebut cukup memprihatinkan mengingat meningkat sangat cepat setiap tahunnya.

Dampak sampah plastik dapat berdampak pada tumbuhan dan hewan selain manusia. Jika tidak dikelola dengan baik, sampah plastik akan merusak lingkungan dalam jangka menengah hingga panjang. Berikut adalah beberapa dampak lingkungan dari sampah plastik:

Salah satu penyebab sampah plastik menumpuk dalam jumlah banyak adalah komponennya yang sangat sulit terurai. Butuh waktu lama agar sampah plastik bisa terurai sempurna.

Padahal, begitu terurai, sampah plastik akan merusak lingkungan saat menjadi mikroplastik. Dengan kata lain, sampah plastik yang hilang tidak terurai seluruhnya di dalam tanah, melainkan menyisakan bentuk baru yang dapat terbentuk di banyak sumber makanan seperti ikan atau sayuran [2].

Dampak Negatif Interaksi Manusia Dengan Lingkungan Alam

Sampah di Indonesia sendiri masih sulit terurai dan pendidikan masyarakat masih rendah, sehingga tidak heran jika polusi udara bisa menjadi masalah baru. Sebagian sampah yang terkumpul akan langsung terbakar dan meninggalkan asap [2].

Selain merusak daratan dan udara, sasaran selanjutnya adalah laut. Kandungan air akan rusak akibat tersebarnya sampah plastik, tentunya biota laut juga akan terkena dampaknya.

Banyak kasus yang menimpa hewan di laut akibat tersebarnya sampah plastik, salah satunya kasus ikan paus di Wakatobi yang membawa 5,9 kg sampah plastik di perutnya [3].

Tidak hanya itu, banyak hewan yang terkena dampaknya, seperti kain, plastik, dan botol daur ulang yang dapat membahayakan kehidupan hewan di laut.

Buang Sampah Ke Sungai, Siap Siap Denda 50 Juta Rupiah

Padahal, perang melawan sampah plastik membutuhkan kontribusi semua pihak, seperti masyarakat, perusahaan, dan pemerintah. Dari sisi pemerintah, banyak program yang telah dilaksanakan, seperti pelarangan kantong plastik sekali pakai.

Di sisi masyarakat, banyak organisasi yang bertujuan untuk mengelola sampah plastik agar dapat didaur ulang dengan cara yang baku dan tentunya memiliki nilai ekonomis.

Perusahaan dapat berpartisipasi dalam perang melawan sampah plastik, seperti yang dilakukan oleh AQUA. Komitmen AQUA dalam pengelolaan limbah botol plastik dikukuhkan dengan diluncurkannya kampanye # pada 5 Juni 2018 [4].

Sejak saat itu, AQUA telah melakukan tiga kegiatan utama dalam pengelolaan limbah botol plastik, yaitu pengumpulan, edukasi dan penggantian. Dalam mengumpulkan botol plastik, AQUA berkomitmen untuk mengumpulkan lebih banyak sampah plastik dari lingkungan daripada yang digunakan pada tahun 2025.

Ini Ulasan Dampak Sampah Plastik Bagi Lingkungan Dan Kesehatan

Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan memperluas program usaha sosial untuk mengumpulkan dan mendaur ulang sampah plastik. AQUA melengkapinya dengan mendukung teknologi untuk mengumpulkan lebih banyak [4].

Pada tahun 2025, AQUA berkomitmen untuk menggunakan kemasan 100% daur ulang, dapat didaur ulang atau biodegradable. Saat ini kemasan botol AQUA mengandung bahan daur ulang hingga 25%, dan pada tahun 2025 akan meningkat menjadi rata-rata 50% [4]. Presiden Joko Widodo marah karena Indonesia merupakan penyumbang sampah plastik terbesar kedua ke laut. Dunia berada satu peringkat di bawah China sebagai negara nomor satu penyumbang sampah plastik terbanyak ke lautan dunia.

Nah, Kelompok Riset Jambeck menerbitkan hasil penelitiannya tentang realitas sampah plastik di lautan dalam jurnal berjudul The Profits of Plastic Waste from Land to Sea. Data tersebut mengukuhkan posisi Indonesia sebagai penghasil sampah plastik kedua di lautan dunia. China menghasilkan sampah terbanyak di lautan, yakni 262,9 juta ton sampah. Ada juga Indonesia (187,2 juta ton), Filipina (83,4 juta ton), Vietnam (55,9 juta ton) dan Sri Lanka (14,6 juta ton).

Pemerintah juga mengingatkan agar World Economic Forum tahun 2016 menghindari fakta sampah plastik di laut. Saat ini ada lebih dari 150 juta ton plastik di perairan bumi. Jumlah itu bertambah 8 juta ton lagi setiap tahun. Bayangkan, ketika plastik lama tidak terurai sempurna, sampah baru telah tiba.

Masalah Sampah, Dampak Sosial, Dan Ekonomi Diskusi Bersama Ypbb

Kecelakaan dan ancaman limbah lainnya membutuhkan waktu ratusan tahun untuk terurai sepenuhnya. Dalam proses ini, limbah dipecah menjadi partikel-partikel kecil, tersebar di air dan tanpa disadari dimanfaatkan oleh hewan laut. Sampah terus membunuh biota laut. Berdasarkan penelitian yang diterbitkan Sekretariat Konvensi Keanekaragaman Hayati (United Nations Convention on Biological Diversity) tahun 2016, sampah laut mengancam lebih dari 800 spesies.

Dari 800 spesies, 40% adalah mamalia laut dan 44% lainnya adalah burung laut. Data tersebut juga diperbarui pada UN Ocean Conference di New York pada 2017. Konferensi tersebut menyebutkan bahwa sampah plastik di lautan setiap tahun membunuh satu juta burung laut, 100.000 hewan laut, ikan laut, dan ikan dalam jumlah besar.

Fakta sampah plastik di laut selanjutnya adalah potongan sampah plastik (mikroplastik) tidak hanya berdampak negatif bagi biota laut. Pada waktunya, orang juga akan terpengaruh. Ini terjadi karena orang makan ikan dan makanan laut. Ikan/binatang laut yang telah menelan mikroplastik akan mengalami keracunan. Racun ini masuk ke orang yang memakannya. Efek ini ternyata sangat penting.

Seperti diketahui, plastik yang pertama kali digunakan sekitar 50 tahun lalu, kini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Diperkirakan orang di dunia menggunakan 500 juta hingga 1 miliar plastik dalam satu tahun. Artinya ada sekitar satu juta kantong plastik per menit. Ini membutuhkan 12 juta barel minyak per tahun, dan 14 juta pohon ditebang.

Dampak Kerusakan Alam Bagi Kehidupan

Penggunaan plastik yang berlebihan juga menyebabkan banyaknya sampah plastik. Karena dapat berasal dari senyawa biologis, plastik sulit untuk didegradasi (

). Diperkirakan plastik membutuhkan waktu 100 hingga 500 tahun untuk benar-benar terurai (terurai). Limbah dari kantong plastik dapat mencemari tanah, air, laut dan udara.

. Minyak mentah, gas, dan batu bara merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui. Penggunaan plastik yang berlebihan berarti sumber daya alam cepat habis.

(PCB) dengan struktur yang mirip dengan DDT. Dan kantong plastik sulit terurai di dalam tanah, sehingga membutuhkan waktu antara 100 sampai 500 tahun. Hal ini akan menyebabkan antara lain:

Dampak Plastik Terhadap Lingkungan

Untuk mengatasi sampah plastik, banyak kelompok yang mencoba membakarnya. Namun, jika proses pembakaran tidak tuntas dan partikel plastik tidak terurai sempurna, maka akan menghasilkan dioksin di udara. Saat orang bernapas

Dengan cara ini, orang akan mudah terkena berbagai penyakit antara lain kanker, gangguan pada sistem saraf, radang hati, radang hati dan gejala depresi.

Jadi apa, kan? Memang tidak mungkin 100% menghilangkan penggunaan kantong plastik, tetapi yang paling mungkin adalah menggunakan kembali plastik (

Demi terciptanya lingkungan yang sehat dan bersih Indonesia Environmental Center (IEC) menawarkan solusi kepada pelaku usaha lingkungan untuk menyeimbangkan antara usaha dan perlindungan lingkungan dengan memberikan pelatihan/konsultasi lingkungan, untuk informasi lebih lanjut klik disini Kalimantan Tengah – Sampah merupakan masalah yang dihadapi hampir semua negara di dunia. Tidak hanya di negara berkembang, tetapi juga di negara maju, sampah selalu menjadi masalah. Rata-rata kota-kota besar di Indonesia menghasilkan puluhan ton sampah setiap harinya. Membuang sampah sembarangan adalah hal yang sering kita lakukan meskipun ada sampah di sekitar kita. Sampah di pinggir jalan lebih banyak dari sampah di tong sampah. Akibatnya, sampah tentu saja menimbulkan kerugian yang tidak dapat diperbaiki

Mengkaji Pengelolaan Sampah Menjadi Berkah Melalui Webinar Pengabdian Masyarakat Internasional Hybrid Oleh Fkm Unair

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You might also like