Dampak Pemanasan Global Terhadap Pertanian

Dampak Pemanasan Global Terhadap Pertanian – Indonesia sebagai negara agraris memiliki keunggulan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi. Menurut Badan Pusat Statistik, sektor pertanian mengalami pertumbuhan dan ekspor selama masa pandemi di tahun 2020. Sektor pertanian menopang pertumbuhan ekonomi sebesar 1,75%. Pertumbuhan positif ditemukan pada tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan jasa pertanian. Selain itu, ekspor dari sektor pertanian mengalami pertumbuhan sebesar 13,24% tercatat sejak Januari 2020 hingga Januari 2021 (tahun).

Perkembangan sektor pertanian didukung oleh kondisi tanah Indonesia yang subur dan cuaca tropis yang dapat memaksimalkan potensi produksi pertanian khususnya pada produksi beras. Telah banyak upaya pemerintah untuk mendukung perkembangan petani dalam mendukung pertumbuhan produksi pertanian.

Dampak Pemanasan Global Terhadap Pertanian

Untuk mendukung kebutuhan yang ada, upaya yang dilakukan pemerintah adalah membantu memberikan saran cara bercocok tanam pangan untuk meningkatkan produktivitas pertanian, memberikan subsidi pupuk agar petani dapat membeli pupuk berkualitas dengan harga terjangkau, membantu pengairan untuk mendapatkan air. komponen yang diperlukan untuk hasil panen. baik terjaga.

Waspada Puncak Hujan, Petani Perlu Mitigasi Risiko Asuransi Pertanian

Pembangunan di sektor pertanian khususnya subsektor tanaman pangan merupakan bagian yang paling rentan terhadap perubahan iklim, karena tanaman pangan pada umumnya merupakan tanaman tahunan yang sensitif terhadap cekaman, terutama kekurangan dan kelebihan air.

Menurut Salinger dalam buku Climate variability and change: past, present, and future overview, ada tiga faktor yang menjadi poin utama perubahan iklim global yang berdampak pada sektor pertanian:

Berdasarkan The Lancet Countdown on health & Climate Change, menunjukkan rata-rata 306 bencana akibat cuaca ekstrem setiap tahunnya antara tahun 2007 hingga 2016, dan pada tahun 2017 terdapat 797 bencana iklim di seluruh dunia yang menyebabkan kerugian ekonomi hingga USD. . 129 miliar.

Perubahan iklim akibat pemanasan global tidak hanya berdampak pada lingkungan tetapi juga berdampak negatif pada kondisi perekonomian dunia. Perubahan iklim berdampak pada peningkatan frekuensi dan intensitas kejadian cuaca ekstrem, perubahan pola presipitasi, serta peningkatan suhu dan permukaan air laut.

Mentan Minta Semua Bersiap Hadapi Dampak Pemanasan Global

Dampak perubahan iklim terhadap proses pembangunan Indonesia dengan kenaikan muka air laut 0,8 – 1,2 cm/tahun, akibat pemanasan global yang mulai mencairkan es di kutub, kemudian gelombang ekstrem meningkat hingga lebih dari 1,5 meter, dan perubahan curah hujan sekitar 2,5 mm/hari.

Salah satu penyebab perubahan iklim adalah meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca (GRK) akibat aktivitas manusia dalam penggunaan bahan bakar fosil, pembangunan industri, limbah, agribisnis, peternakan dan konversi lahan yang tidak terkendali.

Peningkatan suhu dapat menyebabkan peningkatan transpirasi tanaman sehingga konsumsi air meningkat, mempercepat pemasakan biji, menurunkan kualitas hasil dan mendorong pertumbuhan hama, dan pada akhirnya karena hal-hal tersebut produktivitas pangan akan menurun. . Sedangkan kenaikan muka air laut sangat terlihat dampaknya dengan berkurangnya lahan pertanian pesisir dan rusaknya infrastruktur pertanian.

Dalam mengatasi perubahan iklim untuk menyelamatkan sektor pertanian Indonesia ada beberapa upaya yang dapat dilakukan dengan menerapkan penggunaan pupuk yang mengandung bahan yang dapat mengurangi emisi gas metana, dengan menerapkan teknologi irigasi berselang, aplikasi dapat mengurangi emisi gas metana dari tanaman padi. sawah, cara ini dapat menghemat air irigasi dengan pengairan berselang yaitu menyiram lahan secara periodik dalam waktu tertentu.

Penyebab Perubahan Iklim Global, Pahami Dampak Buruknya Bagi Kehidupan

Melakukan penyesuaian waktu dan pola tanam, merupakan upaya strategis untuk mengurangi atau menghindari dampak perubahan iklim akibat perubahan musim dan curah hujan. Menerapkan penggunaan varietas unggul yang tahan kekeringan, genangan air dan salinitas pada iklim kering. Kenaikan air laut pesisir berhubungan dengan salinitas pada beras dengan keracunan logam berat. Sehingga keberadaan varietas unggul ini mengantisipasi perubahan kandungan yang tidak diinginkan.

Teknologi pemanenan hujan merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan untuk mengatasi musim kemarau dengan menyimpan kelebihan air pada musim hujan untuk digunakan pada musim kemarau untuk mengairi tanaman, salah satu teknologi yang diterapkan adalah kolam galian dan bendungan.

Untuk menjaga produktivitas sektor pertanian dalam mendukung pembangunan rendah karbon Indonesia menuju net zero emission, mitigasi harus dilakukan terlebih dahulu di sektor lahan melalui reboisasi, restorasi gambut, dan rehabilitasi hutan mangrove. Butuh proses panjang untuk mengembalikan fungsi ekologis lahan gambut yang terkena degradasi dengan mempertahankan kandungan airnya.

Harus ada komitmen dari berbagai pihak untuk merencanakan pembangunan net zero emission dengan kerjasama pemerintah, mitra pembangunan, akademisi, media, filantropi dan masyarakat untuk menyelamatkan Indonesia Emas 2045 dari krisis iklim dan middle income trap. Perubahan iklim merupakan hal yang tidak dapat dihindari akibat pemanasan global dan kemungkinan akan berdampak luas pada berbagai aspek kehidupan, termasuk sektor pertanian.

Bumi Semakin Panas, Pertanian Bagaimana?

Perubahan pola curah hujan, peningkatan frekuensi kejadian cuaca ekstrim, serta kenaikan suhu udara dan permukaan air laut merupakan dampak utama perubahan iklim yang dihadapi Indonesia. Pertanian merupakan sektor yang paling merasakan dampak perubahan iklim yang paling signifikan. Di tingkat global, sektor pertanian menyumbang sekitar 14% dari total emisi, sedangkan di tingkat nasional kontribusi emisinya adalah 12% (51,20 juta ton CO2e) dari total emisi sebesar 436,90 juta ton CO2e, jika emisinya dari hutan. degradasi, kebakaran gambut dan drainase lahan

Acara Salut Petani dan Penyuluh Pertanian (MSPP) jilid 45 dilaksanakan secara langsung pada Jumat (12/03/2021) di BPP Parigi sub bidang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, dengan tema lahan menjadi . warmer farming hadir dalam kegiatan ini Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian, Dedi Nursyamsi didampingi Kepala Balai Penyuluhan, Bustanul Arifin Caya.

Dalam sambutannya, Dedi menyampaikan bahwa radiasi matahari yang keluar dari filter atmosfer menghangatkan bumi. “Bumi sedang memanas, gas rumah kaca membuat bumi semakin panas,” kata Dedi.

Dalam paparannya, Dedi memaparkan perbedaan antara pemanasan global dan perubahan iklim. Pemanasan global adalah peningkatan suhu permukaan bumi yang disebabkan oleh peningkatan gas rumah kaca di atmosfer, sedangkan perubahan iklim adalah fenomena yang disebabkan oleh pemanasan global, yang mempengaruhi parameter iklim (suhu, tekanan, kelembaban, kecepatan angin dan radiasi) . kembali

Dampak Perubahan Iklim Pada Sektor Pertanian Halaman 1

“Inovasi teknologi pertanian dapat menjadi pilar dalam upaya peningkatan produktivitas tanaman dan ternak serta menjaga kesuburan tanah untuk meningkatkan pendapatan dan nilai tambah petani, berwawasan hijau dan tahan terhadap perubahan iklim.” tutup Dedi. Petani memupuk tanaman padi di Karawang, Jawa Barat, Senin (4/7). Untuk mencapai target swasembada pangan pada 2016, pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp20 triliun. (/Pertempuran M Surya)

, Jakarta Kondisi perubahan iklim yang terjadi saat ini juga menjadi perhatian Indonesia, terutama untuk mencapai swasembada pangan. Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Lingkungan Hidup Mukti Sardjono mengatakan, Indonesia harus melakukan berbagai upaya baik dari sisi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim maupun kenaikan suhu global yang terus terjadi karena berdampak pada sektor pertanian.

“Perubahan iklim yang melanda berbagai wilayah di Indonesia harus disikapi dengan langkah nyata agar upaya peningkatan produksi untuk mencapai swasembada secara berkelanjutan benar-benar dapat tercapai,” kata Mukti dalam keterangan yang diterima, Jumat (16/10). . /9). /2016).

Hal itu disampaikannya dalam seminar “Sosialisasi Menyikapi Dampak Pemanasan Global dan Perubahan Iklim” di Hotel Salak Heritage, Bogor, kemarin.

Ingin Selamat Dari Perubahan Iklim, Umat Manusia Wajib Merombak Industri Pertanian

Menanggapi fenomena perubahan iklim dalam dua tahun terakhir, Mukti menjelaskan, Kementerian Pertanian selama ini telah menyelesaikan beberapa masalah klasik terkait swasembada produk beras, jagung dan kedelai dengan perbaikan irigasi, subsidi pupuk, penyediaan bibit. . , mesin pertanian dan layanan penyuluhan.

“Berbagai upaya yang berhasil dilaksanakan adalah berbagai kegiatan dengan dukungan APBN Perubahan 2014, APBN Perubahan 2015, APBN Perubahan 2015 dan APBN 2016. Kegiatan tersebut berdampak pada kegiatan di lapangan , terutama dalam percepatan penanaman, peningkatan indeks penanaman, peningkatan penambahan perkebunan dan peningkatan produksi,” kata Mukti.

Mukti menjelaskan, ancaman yang secara tidak langsung dipengaruhi oleh perubahan iklim adalah degradasi sumber daya lahan pertanian dan terjadinya fenomena cuaca yang tidak teratur.

Hal ini menyebabkan kegagalan jangka pendek produksi pertanian. Keterbatasan dan fragmentasi lahan pertanian, serta alih fungsi dan alih fungsi pertanian menambah berat beban pertanian dalam mempertahankan produktivitasnya.

Kurangi Dampak Pemanasan Global, Koramil 02/banjarsari Tanam Pohon Buah Di Wilayah Binaan

“Jika tidak ada langkah strategis untuk mencegah perubahan iklim, upaya mencapai swasembada pangan akan terbatas,” katanya.

Untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim, lanjut Mukti, Kementan telah menyiapkan dan mengembangkan berbagai paket inovasi teknologi, antara lain Kalender Tanam Terpadu atau Katam Pangan Terpadu. Kalender ini dibuat untuk memprakirakan variabilitas iklim yang dapat diakses oleh siapa saja, baik petani maupun penyuluh dan pemangku kepentingan, baik pusat maupun daerah.

“Sistem komputer ini merupakan alat yang handal untuk bimbingan dan arahan penyesuaian waktu dan pola tanam pangan, serta teknologi budidaya yang paling tepat,” jelasnya.

Kemudian varietas unggul adaptasi, tahan kekeringan, penggenangan, genjah, toleran salinitas, rendah gas rumah kaca dan berbagai paket teknologi ekologis, yang dihasilkan oleh jajaran Badan Litbang Pertanian.

Peladang Dayak Beradaptasi Dengan Krisis Iklim, Butuh Inovasi Agar Bertahan Upaya Peladang Di Kalbar Beradaptasi Dengan Perubahan Iklim Melalui Inovasi

“Selain itu, Kementerian Pertanian secara rutin menyusun perhitungan emisi gas rumah kaca (GRK) yang dihasilkan komoditas pertanian,” tambah Mukti.

Hasil pertemuan United Nations Conference on Climate Change (UNCCC) pada Juni 2014 di Berlin menyatakan bahwa dalam 10 tahun terakhir suhu bumi meningkat dan sangat berbeda dengan kondisi 30 tahun yang lalu. Begitu pula dengan hasil pertemuan COP 21 di Paris, perubahan iklim dan pemanasan global terus bermunculan.

“Tindak lanjut dari Sidang COP 21 di Paris beberapa waktu lalu perlu dipahami bersama, karena menyangkut kesepakatan global tentang perubahan lingkungan yang tentunya akan berdampak pada sektor pertanian,” pungkas Mukti. Indonesia merupakan negara agraris, dimana pertanian memegang peranan penting. peranan penting dalam perekonomian nasional secara keseluruhan. Hal ini tercermin dari banyaknya penduduk atau pekerja yang hidup atau bekerja di sektor pertanian dan produk nasional dari pertanian. Sektor pertanian sangat rentan terhadap perubahan iklim karena mempengaruhi pola tanam, penanaman, produksi dan kualitas hasil.

Laporan pemerintah tentang perubahan iklim yang diterbitkan pada tahun 2001 menyimpulkan hal itu

Risiko Pertanian Akibat Kekeringan

Dampak pemanasan global terhadap lingkungan, dampak perubahan iklim terhadap pertanian, dampak pemanasan global terhadap kesehatan, dampak pemanasan global, pengaruh pemanasan global terhadap pertanian, dampak ekonomi global terhadap perekonomian indonesia, sebutkan dampak dari pemanasan global, dampak pemanasan global terhadap bumi, dampak pemanasan global terhadap kesehatan manusia adalah, dampak negatif pemanasan global, gambar dampak pemanasan global, dampak pemanasan global terhadap ekosistem

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You might also like