Dampak Pemanasan Global Bagi Indonesia

Dampak Pemanasan Global Bagi Indonesia – Hal ini sudah dirasakan di Indonesia sejak awal tahun 2000. Perubahan iklim yang tidak teratur menyebabkan kekeringan berkepanjangan, kekeringan, dan kebakaran hutan. Namun efek ini tidak hanya dirasakan di negeri ini, seluruh dunia juga menghadapi masalah serupa. Bahkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi pada tahun 2030-2050, dampak pemanasan global akan menyebabkan banyak orang meninggal karena kelaparan dan penyakit.

Bencana alam telah menjadi mitos yang menakutkan akibat pemanasan global. Seperti tanah longsor dan banjir akibat hujan deras, air laut pasang. Jika ingin terhindar dari bencana tersebut, maka masyarakat harus menjaga lingkungan mulai dari sekarang.

Dampak Pemanasan Global Bagi Indonesia

Salah satu hal yang tidak dapat dihindari dan menjadi penyebab utama pemanasan global adalah pembangunan rumah kaca. Gedung-gedung tinggi berfasad kaca bertebaran di mana-mana, termasuk di ibu kota Jakarta. Bukannya menyerap panas, rumah kaca ini justru memantulkannya sehingga lapisan ozon terbuka penuh. Hal inilah yang menyebabkan bumi memanas karena tidak lagi menjadi penghalang sinar matahari.

Indonesia Sikapi Dampak Perubahan Iklim Demi Swasembada Pangan

Bukan hanya rumah kaca, pemanasan global diperparah oleh emisi energi. Banyak upaya yang dilakukan seperti “Earth Hour” (satu jam tanpa listrik), namun tidak semua orang memahaminya, sehingga penggunaan listrik tetap berjalan. Alasan mengapa penggunaan listrik dapat mempengaruhi pemanasan global adalah karena banyak negara masih mengandalkan listrik berbasis batu bara. Pembakaran batubara inilah yang menciptakan polusi.

Seperti penggunaan kendaraan, asap dari sepeda motor atau mobil yang merupakan kendaraan lebih menjadi perhatian. Apalagi saat ini sebuah rumah tangga memiliki lebih dari satu kendaraan bermotor yang digunakan setiap harinya.

Pemanasan global diperparah oleh deforestasi besar-besaran. Pohon-pohon yang berfungsi meredam panas ditebang secara liar dan dimusnahkan habis-habisan, wajar jika suhu di permukaan bumi naik.

Namun, alih-alih mencari solusi untuk menghentikan pemanasan global, masyarakat lebih memilih mencari jalan keluar sendiri. Apa ini? Menggunakan Air Conditioner (AC) yang benar-benar menghasilkan panas. Menggunakan kondisioner tidak menyembuhkan masalah. Seperti rumah yang bocor melalui lubang di atap, AC hanyalah alat pel yang membersihkan lantai yang basah. Justru yang harus dilakukan adalah membenahi atap.Di tengah isu pemanasan global yang dampaknya semakin dirasakan dan bahkan disentuh oleh negara-negara Eropa dan Amerika, terlihat jelas peristiwa perusakan lingkungan di Indonesia. benar-benar lebih buruk. Dengan demikian, arah kebijakan pemerintah justru menguntungkan kapitalisme dan membahayakan masa depan lingkungan.

Pemanasan Global, Suhu Iklim Indonesia Naik 0,03 Derajat Celsius Per Tahun

Ilmuwan yang tergabung dalam Intergovernmental Panel on Climate Change, atau IPCC, baru-baru ini mengeluarkan peringatan berupa “kode merah untuk kemanusiaan”. Antonio Guterres, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, menyatakan hal itu usai publikasi hasil laporan kelompok kerja IPCC pada 9 Agustus 2021. Peringatan ini ditujukan tidak hanya untuk beberapa negara, tetapi untuk seluruh dunia, termasuk Indonesia. .

Dimana, menurut prediksi ilmuwan anggota IPCC, pemanasan global yang menjadi penyebab bencana cuaca parah di seluruh dunia, tidak akan mampu lagi mengendalikan risiko dalam 20 tahun mendatang. Namun dengan catatan, jika kita masih beraktivitas atau biasa saja

Dari analisis yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa hampir 14.000 penelitian terkait perubahan iklim menunjukkan bahwa penyebab kenaikan suhu bumi hingga 1,10C adalah akibat pembakaran bahan bakar fosil. Salah satunya adalah industri pembangkit listrik yang sebagian besar bahan bakarnya masih berupa batu bara.

Kenaikan suhu bumi sebesar 1,1°C tampaknya merupakan angka yang kecil. Namun, jika menyangkut suhu bumi, efeknya sangat besar dan menghancurkan. Disebut hujan lebat, siklon tropis, banjir dan musim kemarau panjang yang menyebabkan kebakaran skala besar.

Pemanasan Global Kurangi Jumlah Ikan Di Laut. Kenapa? — Disrupto

Salah satu akibat perubahan iklim yang paling mengkhawatirkan adalah munculnya gelombang panas ekstrem dalam beberapa bulan terakhir. Dimana sebagian besar Eropa dan Amerika pernah mengalami kebakaran di ratusan titik.

Ini juga mencakup pencairan permafrost, atau permafrost, serta kebakaran berskala besar sepanjang sejarah, yang terakhir terjadi di Siberia, meskipun Siberia merupakan wilayah berpenghuni terdingin di dunia.

Untuk sektor-sektor yang bergantung pada kondisi iklim tahunan, seperti pertanian, jika suhu bumi terus menghangat di masa mendatang, perubahan iklim akan mengubah ritme musiman, yang dapat menyebabkan penurunan produktivitas produk pertanian secara signifikan, termasuk risiko perusakan tanaman. itu sering terjadi.

Perubahan iklim ini juga menyebabkan perubahan pola cuaca di seluruh dunia, mengakibatkan gelombang panas yang lebih sering dan kekeringan yang lebih lama, menyebabkan kebakaran hutan dengan area yang sangat luas.

Pemanasan Global, Mempercepat Es Dunia Meleleh Dan Mengancam Kehidupan

Selain itu, saat hujan, intensitasnya bisa berlangsung berhari-hari tanpa henti hingga banjir tiba. Sama seperti yang dimulai di negara-negara Eropa Barat, hal itu terjadi di Jerman, Belanda, dan Belgia. Hujan yang berlangsung selama beberapa hari itu menewaskan sedikitnya 120 orang dan 1.300 lainnya masih hilang.

Sayangnya, kondisi lingkungan di Indonesia tidak begitu baik. Hutan dari Kalimantan hingga Papua masih dieksploitasi dan dirusak oleh korporasi, berupa deforestasi yang berubah menjadi industri ekstraktif.

Kegiatan industri ekstraktif yang mengeksploitasi alam tidak hanya berdampak pada berkurangnya hutan yang berperan sebagai penyerap karbon, namun saat ini berkontribusi terhadap pemanasan global dan mengancam penghidupan puluhan juta masyarakat adat.

Dari investigasi yang dilakukan perusahaan, diketahui bahwa lahan seluas 159 juta hektar telah dialokasikan dalam lingkup izin investasi industri pertambangan. Luas tanah yang dikuasai secara sah oleh perseroan terbatas adalah 82,91%, sedangkan luas laut adalah 29,75%.

Apa Dampak Pemanasan Global Bagi Pertanian?

Data IPBES 2018 juga mencatat, setiap tahun Indonesia kehilangan 680.000 hektare hutan, yang merupakan terbesar di kawasan Asia Tenggara. Sementara itu, data kerusakan sungai yang dihimpun Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menunjukkan 101 dari 105 sungai yang ada berada dalam kondisi tercemar sedang hingga berat.

Tak hanya itu, dari tahun 2013 hingga 2019 diperoleh data mengejutkan dimana diketahui bahwa penguasaan lahan kelapa sawit di Indonesia selama ini hanya dikuasai oleh 25 raja saja. Total luas hutan yang dikuasai konglomerat sawit ini mencapai 12,3 juta hektare. Dari total luas hutan yang mendapat lampu hijau dan izin, 5,8 juta hektar kini menjadi pohon kelapa sawit.

Sementara di Indonesia, antara 50 hingga 70 juta masyarakat adat hidup dan bergantung pada hutan. Seiring korporasi merusak dan menguasai hutan, selain memperparah pemanasan global, konflik regional juga akan meningkat. Seharusnya pemerintah lebih menghormati hak-hak masyarakat adat dan melindungi mereka dari kriminalisasi korporasi ketimbang menggelar karpet merah bagi kapitalisme.

Laporan Auriga Nusantara tak kalah meresahkan. Selama pemerintahan Jokowi, setidaknya 663.443 hektar hutan di Papua telah digunduli dalam 20 tahun terakhir. Di sana, 71 persen di antaranya terjadi antara 2011 hingga 2019. Kontribusi terbesar deforestasi adalah penebangan pohon sawit seluas 339.247 hektar. Namun dari hasil penelusuran, diketahui hanya 194 ribu hektare kelapa sawit yang ditanam, dan sisanya dalam keadaan rusak.

Dampak Pemanasan Global Bagi Pertanian, Apa Saja?

Pengaruh alih fungsi hutan menjadi kawasan industri ekstraktif, baik itu perkebunan, kehutanan, properti, pertanian, kehutanan, pertambangan, infrastruktur maupun kegiatan maritim, juga menjadi kondisi dari berbagai permasalahan. Menurut laporan Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA), hanya pada tahun 2018 terjadi 410 konflik agraria dengan luas konflik 807.177 hektare yang melibatkan 87.568 KK.

Dengan luasnya deforestasi, tak heran jika selama tahun 2020 BNPB mencatat 2.925 bencana alam di Indonesia, antara lain banjir, topan, tanah longsor, kebakaran hutan dan lahan, kekeringan, dan gelombang panas.

Praktek ekosidal perusakan lingkungan yang tidak memperhitungkan tata ruang dan lingkungan merupakan fakta praktik buruk sejumlah korporasi yang menguasai jutaan hektare lahan telah meningkatkan intensitas bencana alam di Indonesia. Jumlah kematian juga meningkat hampir tiga kali lipat, artinya jumlah korban bencana alam meningkat dari sebelumnya 3,49 juta menjadi 9,88 juta antara tahun 2017 dan 2018.

Informasi ini seharusnya menjadi tamparan bagi pemerintah untuk mempertimbangkan arah kebijakan yang muncul. Karena belakangan ini, aturan yang dianut pemerintah dan RRT benar-benar menguntungkan sejumlah pengusaha dan perusahaan tambang serta menjamin nasib jutaan rakyat terpinggirkan.

Pahami Pemanasan Global (global Warming) Dan Ancamannya

Menghindari tanggung jawab produsen dan pengelolaan sampah hilir menghambat visi zero waste dan zero waste Selasa, 21 Februari 2023

Melindungi 7.280 pulau dari ancaman krisis iklim, bencana lingkungan dan investasi industri di Banusramapa Senin 20 Februari 2023 Dampak pemanasan global semakin mendorong banyak pihak untuk melangkah, mulai dari organisasi lingkungan hingga masyarakat sipil. Selain itu, berbagai kejadian seperti gelombang panas, banjir atau kebakaran juga sering terjadi.

Dimulai dengan BBC, pemanasan global disebabkan oleh emisi dari pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak, dan gas.

Nah, di bawah Perjanjian Paris 2015, negara-negara di dunia diminta melakukan perubahan untuk menjaga suhu bumi di bawah 2 derajat Celcius dan mencapai 1,5 derajat Celcius. Sedangkan tujuan utamanya adalah mengurangi emisi hingga nol pada tahun 2050.

Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Kehidupan

Efek pemanasan global tidak terbatas pada lingkungan kita. Tapi juga kualitas hidup kita. Secara umum, demikian dampak pemanasan global seperti dilansir Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang dan Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Peningkatan suhu akibat pemanasan global dapat menyebabkan penurunan kekebalan tubuh makhluk hidup. Akibatnya, makhluk hidup, termasuk manusia, terkena penyakit.

Kenaikan suhu bumi menyebabkan es di kutub mencair. Dengan demikian, es di sana juga menambah volume air laut.

Curah hujan yang berlebihan dapat menurunkan kualitas sumber air. Selain itu, kenaikan suhu juga mempengaruhi kadar klorin dalam air tawar.

Cara Mengurangi Dampak Pemanasan Global Yang Perlu Diketahui

Pemanasan global meningkatkan jumlah air di atmosfer dan dapat meningkatkan curah hujan. Meskipun hal ini dapat meningkatkan jumlah sumber air tawar, curah hujan yang berlebihan juga meningkatkan kemungkinan genangan air.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You might also like