Bagaimana Kondisi Ekonomi Indonesia Saat Ini

Bagaimana Kondisi Ekonomi Indonesia Saat Ini – Wabah COVID-19 yang terjadi sejak awal tahun 2020 diyakini telah berdampak pada berbagai dimensi kehidupan pribadi dan kolektif umat manusia di seluruh dunia, tidak terkecuali Indonesia. Selain berdampak langsung pada kesehatan, COVID-19 telah melumpuhkan perekonomian Indonesia. Indonesia resmi mengalami resesi sejak kuartal ketiga tahun 2020.

Dari sudut pandang politik-ekonomi, runtuhnya ekonomi nasional seringkali berdampak negatif pada kehidupan politik negara-bangsa. Sebaliknya, kondisi politik nasional juga akan berdampak langsung pada prospek transformasi ekonomi nasional. Oleh karena itu, penting untuk dikaji lebih lanjut sejauh mana dampak resesi ekonomi akibat wabah Covid-19 terhadap kondisi politik di Indonesia? Bagaimana situasi politik negara saat ini dibandingkan dengan prospek pemulihan ekonomi nasional?

Bagaimana Kondisi Ekonomi Indonesia Saat Ini

Mengacu pada data empiris yang ada, kondisi resesi ekonomi akibat Covid-19 memang berdampak pada penurunan kualitas demokrasi di beberapa negara. Sebuah studi oleh V-Dem (Variety of Democracy), sebuah lembaga independen yang mengamati perubahan perilaku demokrasi di seluruh dunia, menunjukkan sejauh mana dampak wabah Covid-19 terhadap kinerja demokrasi. Beberapa negara demokrasi lama, seperti India dan Filipina, mulai tergelincir ke dalam otoritarianisme.

Peluang Dan Tantangan Pengembangan Ekonomi Digital Di Lampung

Namun, hingga saat ini, demokrasi Indonesia relatif stabil. Di tengah upaya gencar menghadapi wabah dan resesi ekonomi, pemerintah dan rakyat Indonesia masih mampu mempertahankan unsur-unsur dasar demokrasi, seperti kebebasan berpendapat, pemilihan kepala daerah yang bebas dan demokratis, serta pers yang relatif bebas. Data survei opini nasional yang dikumpulkan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) selama pandemi, Maret-Desember 2020, membenarkan hal tersebut.

Secara keseluruhan, data politik Indonesia menggambarkan optimisme. Hingga akhir tahun 2020, tidak terlihat adanya risiko politik yang secara serius akan mengancam legitimasi politik pemerintah dan secara signifikan mengurangi kondisi keamanan. Stabilitas politik yang relatif baik memberikan peluang bagi pemerintah dan masyarakat untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional pada tahun 2021.

Resesi perekonomian Indonesia saat ini berbeda dengan situasi krisis pada tahun 1998. Pada tahun 1998, pelaku ekonomi eksternal menjadi penyebabnya. Perusahaan besar dengan kewajiban utang kepada pihak eksternal mengalami dampak paling parah, sedangkan pelaku ekonomi mikro dan kecil relatif lebih stabil. Bahkan pengusaha mikro merupakan sumber kekuatan yang menjaga stabilitas perekonomian nasional. Saat ini, dampak terbesar dirasakan oleh usaha mikro, kecil, dan menengah. Hal ini terjadi akibat keputusan yang dibuat di dalam negeri sendiri untuk menghentikan sebagian besar kegiatan ekonomi melalui kebijakan Pembatasan Sosial Besar (PSBB).

Terhentinya kegiatan ekonomi secara paksa menyebabkan merosotnya kondisi ekonomi masyarakat secara cepat. Hal ini tercermin dari penilaian situasi ekonomi rumah tangga dan ekonomi nasional penduduk yang turun signifikan. Padahal, persepsi negatif publik terhadap kondisi perekonomian nasional saat ini paling negatif saat republik sedang menjalani reformasi. Sekitar 79% penduduk berpendapat bahwa kondisi perekonomian nasional saat ini lebih buruk dari tahun lalu. Sentimen negatif terhadap perekonomian nasional ini menurun dibandingkan hari pertama pandemi yang mencapai 92% (12-16 Mei 2020), namun masih sangat tinggi.

Pengumuman Publik) Beasiswa Peduli Covid 19

Namun, meski perekonomian masih bergejolak, masyarakat secara umum optimis dengan perekonomian nasional tahun depan. Masyarakat pada umumnya masih memiliki harapan yang tinggi bahwa kondisi ekonomi Indonesia akan membaik di masa mendatang.

Jajak pendapat dari akhir Desember 2020 menunjukkan bahwa lebih banyak warga negara yang berpikir ekonomi nasional akan lebih baik atau jauh lebih baik tahun depan (53%) daripada mereka yang berpikir akan lebih buruk atau lebih buruk (15%).

Optimisme warga meningkat dibandingkan hasil survei tujuh bulan lalu (5-6 Mei 2020), di mana hanya 27% yang merasa optimis. Hal ini sejalan dengan fakta bahwa – meskipun masih negatif – pertumbuhan ekonomi pada triwulan III tahun 2020 lebih baik dibandingkan triwulan II tahun 2020 dan diperkirakan akan kembali membaik pada triwulan IV tahun 2020 dan 2021.

Kondisi ekonomi yang cukup sulit di tahun 2020 tidak mengurangi kualitas demokrasi dan iklim politik nasional. Hal ini terlihat dari beberapa indikator penting.

Realita Dan Angka Ekonomi

Sentimen publik terhadap arah negara-bangsa. Sebagian besar masih berpikir negara-bangsa bergerak ke arah yang benar. Inilah modal legitimasi paling mendasar yang sangat dibutuhkan pemerintah.

Rating ini turun menjadi 45% pada awal Oktober 2020. Ini merupakan angka terendah dalam sepuluh tahun terakhir. Penurunan ini terjadi akibat demonstrasi massa di beberapa daerah terkait pengesahan UU Cipta Kerja. Namun, perasaan positif warga perlahan pulih hingga akhir Desember 2020 (65%).

Penilaian yang relatif positif terhadap kondisi politik dan keamanan nasional, meskipun ada perubahan. Dalam survei terakhir, sekitar 33% populasi menilai situasi politik nasional baik/sangat baik, 29% menilai buruk/sangat buruk, dan 27% menilai rata-rata. Artinya, kondisi politik berjalan normal dan tidak terlalu memprihatinkan.

Dalam hal keamanan, umumnya (60%) warga menilai kondisi keamanan nasional saat ini baik/sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun masih ada beberapa kekerasan di beberapa daerah di Indonesia, sebagian besar masyarakat Indonesia merasa stabil dalam masyarakat dan tidak merasakan ancaman serius terhadap keselamatan mereka sendiri dan komunitasnya.

Perekonomian Indonesia Kian Membaik

Tingkat kepuasan atas kinerja Presiden Jokowi cukup tinggi. 74% warga mengaku puas dengan kinerja Presiden Jokowi. Ini adalah peringkat yang relatif tinggi di tengah pandemi dan resesi ekonomi. Bahkan, 75% penduduk masih percaya bahwa Presiden Jokowi bisa membawa Indonesia keluar dari krisis ekonomi akibat pandemi.

Tingkat kepuasan dan kepercayaan kepada Presiden yang relatif tinggi di penghujung tahun 2020 merupakan modal politik yang penting untuk tahun 2021. Dengan modal politik tersebut, Presiden akan memperoleh dukungan publik yang sangat kuat untuk mengadopsi dan melaksanakan kebijakan-kebijakan penting terkait penyelesaian Covid -19 dan percepatan pemulihan ekonomi nasional tahun 2021.

Wabah COVID-19 telah memukul kita sebagai negara bangsa. Namun, penilaian warga terhadap arah negara secara umum masih positif dan optimis tentang kondisi ekonomi tahun depan.

Pemulihan ekonomi Indonesia perlu didukung oleh stabilitas politik yang memadai. Data politik tahun 2020 menunjukkan bahwa demokrasi Indonesia cukup tangguh dan fleksibel untuk beradaptasi dengan situasi.

Perkembangan Beberapa Indikator Utama Sosial Ekonomi Indonesia

Pertanyaannya, sejauh mana parpol dalam koalisi berkontribusi memperkuat iklim politik agar lebih kondusif. Beberapa kebijakan sektor ekonomi yang luar biasa, seperti UU Cipta Kerja, mensyaratkan stabilitas politik yang kuat sebagai prasyarat. Di sinilah peran partai politik menjadi sentral.

Publik sangat optimis dengan kinerja pemerintah. Sebagian besar warga puas dengan kinerja pemerintah dan yakin pemerintah bisa mengeluarkan Indonesia dari krisis ekonomi akibat COVID-19. Hal ini merupakan modal politik yang penting bagi pemerintah untuk menjalankan fungsinya di masa depan. Masyarakat masih menaruh harapan besar kepada pemerintah untuk mengatasi krisis ekonomi yang memprihatinkan saat ini.

Peta kekuatan partai politik dan opini publik tentang prospek kepemimpinan nasional diperkirakan akan terus bergeser. Dengan pemilihan umum berikutnya yang masih jauh (2024), perubahan sikap pemilih dan tren perilaku masih mungkin terjadi.

SMRC hadir untuk membantu para pemimpin dan pembuat kebijakan di tingkat nasional dan daerah. Layanan kami didasarkan pada data dan penelitian ilmiah, sehingga dapat digunakan sebagai referensi yang akurat. Subuh 04:41 WIB Sunrise WIB Dhuhur 12:10 WIB Ashar 15:21 WIB Maghrib 18:18 WIB Isya 19:28 WIB Waktu Ashar WIB | Sabtu 27 Rajab 1444

Kontribusi Dan Peran Indonesia Dalam Presidensi G20

Suasana deretan gedung tinggi di antara permukiman di Jakarta, Jumat (3 Desember 2021). Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) memperkirakan bahwa ekonomi Indonesia akan tumbuh sebesar 4,9 persen tahun-ke-tahun, ekspektasi pertumbuhan yang lebih tinggi tercermin di pasar keuangan dan komoditas, terutama dengan kenaikan harga minyak selama pandemi.

Positif perekonomian Indonesia mulai terlihat di tengah pandemi virus corona yang masih berlangsung. Empat lembaga ekonomi terpercaya di dunia – Bank Dunia, OECD, Fitch Ratings dan IMF – menyampaikan prakiraan optimis ekonomi Indonesia tahun 2021 dan 2022.

Lembaga-lembaga tersebut juga menghadirkan berbagai tantangan ekonomi yang harus ditanggapi pemerintah agar Indonesia keluar dari zona kontraksi ekonomi seperti tahun 2020. Kuncinya tetap memulihkan kesehatan melalui program vaksinasi massal yang tepat dan benar.

Bank Dunia memprediksi ekonomi Indonesia akan tumbuh sebesar 4,4 persen selama 2021. Angka tersebut sama dengan proyeksi Bank Dunia akhir tahun lalu.

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Akan Menguat Pada 2022, 2023 — Adb

Proyeksi Bank Dunia di bawah target pertumbuhan ekonomi APBN 2021 sebesar 5 persen. Namun, proyeksi tersebut masuk dalam outlook pemerintah sebesar 4,5 hingga 5,3 persen.

“Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan kembali ke 4,4 persen pada 2021,” kata Kepala Ekonom Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik Aaditya Mattoo, dikutip dalam laporan Bank Dunia edisi April 2021, “Pemulihannya tidak sama. ” “, Jumat (26 Maret).

Aaditya memperkirakan ekonomi global secara keseluruhan tumbuh tidak merata tahun ini, terutama di kawasan Asia Timur-Pasifik. Hanya ekonomi China dan Vietnam yang pulih dengan cepat tahun ini.

“Perekonomian China dan Vietnam mengalami grafik pemulihan berbentuk V, perekonomian kedua negara tersebut dinilai telah melampaui level sebelum pandemi,” jelas Aaditya.

Usaha Pemerintah Di Era Pandemi

Di negara-negara besar, Bank Dunia memprediksi rata-rata pertumbuhan ekonomi mencapai lima persen, di bawah tingkat sebelum pandemi.

Kinerja ekonomi bergantung pada keefektifan pengendalian virus, kemampuan untuk memanfaatkan peningkatan perdagangan internasional, dan kemampuan masing-masing pemerintah untuk memberikan dukungan keuangan dan fiskal.

Negara-negara maju yang tergabung dalam Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) memprediksi ekonomi Indonesia akan tumbuh sebesar 4,9 persen pada tahun 2021.

Sekretaris Jenderal OECD Angel Gurria mengatakan pemulihan ekonomi Indonesia dari pandemi akan bertahap dan bergantung pada bagaimana menangani sektor kesehatan.

Lembaga Top Dunia Beberkan Kondisi Ekonomi Indonesia

Pemerintah Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi antara 4,5 persen hingga 5,4 persen dengan titik tengah 5 persen, sedangkan BI memproyeksikan ekonomi tumbuh antara 4,3 persen hingga 5,3 persen.

Berbeda dengan Bank Dunia dan OECD, lembaga pemeringkat global Fitch Ratings memberikan prakiraan yang lebih optimistis terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Awal tahun ini, Fitch Ratings memberikan peringkat kondisi ekonomi Indonesia yang baik.

Ekonomi – Rabu, 15 Februari 2023, 00:10 WIB Dosen FEB UI: Kebutuhan Big Data UKM Indonesia

Ekonomi – Selasa, 14 Februari 2023, 15:56 WIB Rajawali Nusindo Targetkan Laba Rp5,

Covid 19, New Normal, Dan Perencanaan Pembangunan Di Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You might also like